Senin, 25 November 2013

My Lovely Wife (SiHyun Couple)

Cast:
·  *Choi Siwon
·  *Shin Ji Hyun
Genre :
·  *Romance
·  *Married Life

FF yang ditulis saat author masih sakit T_T
Author lagi gatel nulis FF dikala suhu badan masih cukup tinggi nih *Apadeh?*
Yaudah deh, sekali lagi hati-hati pada typo yang mungkin bertebaran bagaikan ranjau paku dijakarta *Eeh?*

HAPPY READING \(^0^)/

        “Seharusnya kau lebih teliti lagi dalam mengerjakan pekerjaanmu! Kau mau tidak lulus, eoh?” Suara menggelegar itu membuat Ji Hyun memekik perlahan. Untuk sesaat, mata bulatnya itu menatap sinis lelaki yang ada dihadapannya. Lelaki yang menyandang status sebagai suaminya itu benar-benar cerewet jika menyangkut masalah nilainya. Ya, memang benar IQ sang suami cukup tinggi dibandingkan dirinya, tapi tidak perlu begitu juga kan?



        Wanita itu menerima nasihat yang terlontar dari mulut sang suami sambil menundukkan kepala bosan. Ia cukup kebal, karena ia sudah sering menerima nasihat yang berbentuk bentakan itu, “Ji Hyunnie, bagaimana kita akan membuat bangga eomonim jika nilaimu seperti ini? Aku sudah berjanji padanya akan membuatmu lebih baik setelah menikah denganku. Soal ini sudah aku ajarkan padamu berulang kalikan? Mengapa kau tidak paham-paham juga sih?” Lelaki tampan itu mengacak-acak rambutnya sambil tetap mengomel. Tangannya yang bebas tetap menggenggam laporan nilai sang istri yang saat ini sudah kusut. Ji Hyun hanya memajukan bibirnya malas. Harus berapa lama lagi ia akan dimarahi habis-habisan oleh suaminya yang tampan ini?


        “Ini juga salahmu Oppa. Jika saja kau tidak memberiku hadiah DVD sebanyak itu saat ulang tahunku kemarin, nilaiku juga tidak akan jeblok seperti ini.” Ji Hyun mencoba mengeluarkan pendapatnya setelah suaminya terdiam cukup lama. Mata sang suami memandangnya tajam, “Aku sudah berpesan padamu agar menontonnya saat akhir pekan bersamaku. Bukannya setiap malam.” Sang suami menghempaskan badannya diatas sofa disamping Ji Hyun, “Percuma aku marah-marah seperti ini, nilaimu juga tidak akan membaik. Tolong ambilkan aku air putih, tenggorokanku kering karena terlalu banyak memarahimu.” Siwon memejamkan matanya lelah, “Siap Tuan Choi.” Dengan cepat Ji Hyun berlari menuju dapur dan kembali dengan membawa segelas besar air putih. Siwon meneguknya dalam sekali tegukan, “Aku akan mengajarimu dengan keras lagi besok, dan aku mohon sekali lagi, jangan kecewakan aku kali ini, arasseo yeobo?” Siwon memeluk Ji Hyun lelah dan membayangkan apa jadinya jika Ji Hyun harus menjadi sarjana beberapa tahun lagi? Oh, dia saja sudah lulus 2 tahun lalu. Padahal dia dan istrinya satu angkatan. Andaikan dulu Ji Hyun tidak mengambil cuti gara-gara mengikuti sang suami yang bersekolah diluar negeri karena beasiswa, mungkin sekarang mereka sudah memiliki anak. Yeah, anak. Ji Hyun tidak ingin memiliki anak sebelum ia menjadi sarjana. Dan mengapa ia tidak sekolah saat diluar negeri bersama Siwon, alasannya hanya satu. Nilainya tidak mencukupi -_-“

@@@


        “Kerjakan soal ini, ini, dan ini!” Siwon menunjuk beberapa soal yang menurutnya paling mudah untuk istrinya itu. Ji Hyun mengangguk dan mencoba mengerjakannya. Siwon menunggu hasil kerja keras istrinya sambil membaca buku tentang bisnis. Hitung-hitung sebagai pembelajaran tambahan baginya saat ia sedang tidak diperusahaan, “Oppa, soal yang kau pilih ini susah sekali. Otakku tidak seencer otakmu.” Ji Hyun mempoutkan bibirnya saat ia menyadari, ia tidak dapat menyelesaikan soalnya satupun. Dilemparkannya pensil yang dipegangnya kebawah meja rias, dan menenggelamkan kepalanya dibawah bantal bulu angsa. Ia benar-benar jenuh melihat soal-soal ekonomi itu, “Yaak, kau baru menerima soalnya 5 menit yang lalu, tapi kau sudah menyerah? Aigo, Ji Hyunnie, kenapa kau menjadi malas seperti ini, eoh? Kajja bangun dan kerjakan!” Siwon menarik tangan Ji Hyun agar membuatnya duduk tegak, “Oppa, apa sebaiknya aku berhenti kuliah dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja? Aku merasa tidak percaya diri kali ini. Lagipula, oppa kan kaya, oppa mampu menghidupiku sekalipun aku tidak bekerja. Ya kan?” Siwon menghembuskan nafasnya perlahan dan merengkuh tubuh kurus istrinya, “Sayang, kau tidak seharusnya menyerah. Ini semua untuk masa depanmu.” Ujar Siwon lembut.


        Ji Hyun menatap wajah indah sang suami. Tatapannya memelas meminta belas kasihan, “Hey, dengarkan aku,” Siwon kembali melanjutkan perkataannya saat melihat tatapan sendu yang ditampilkan istrinya, “Aku memaksamu seperti ini untuk berjaga-jaga. Tidak mungkin pernikahan yang akan kita jalani ini selalu berjalan mulus. Bagaimana jika kita memutuskan untuk berpisah, atau siapa tau aku tidak bisa menemanimu karena aku akan terlelap terlebih dahulu? Kau tidak mungkin kembali kepada orang tuamu, kan?”

        Duuk

        Ji Hyun memukul keras dada Siwon dan bangkit dari kasur kemudian keluar kamar. Siwon yang terkejut atas perlakuan sang istri hanya bisa terdiam menatap pintu kamar yang perlahan-lahan tertutup. Setelah beberapa saat Ji Hyun tidak kembali memasuki kamar, Siwon berinisiatif untuk menyusulnya.


        “Hiks,,,hikss,,” tangisan wanita yang amat dicintainya, terdengar saat ia keluar dari kamar utama. Tubuh Ji Hyun bergetar diatas sofa ruang keluarga. Bahunya naik turun menandakan ia benar-benar menangis kali ini. Dengan cepat Siwon menghampiri istrinya dan kembali memeluknya, “Hei, kenapa menangis? Apa perkataanku menyakitimu?” Ji Hyun memberontak dalam pelukan Siwon, Siwon yang mengerti segera melepaskan pelukannya, “Ne, perkataanmu sangat menyakitkan, Choi Siwon. KAU BERNIAT MENINGGALKANKU, EOH? HUAAAAA!!!” Tangisan Ji Hyun semakin kencang saat telah mengeluarkan uneg-unegnya. Siwon yang mendengarnya hanya tertawa, “Hei, aku sama sekali tidak mempunyai niatan seperti itu. Itukan hanya perumpamaan.” Jelas Siwon sambil menghapus air mata yang mengalir dipipi mulus istrinya, “Tapi omongan adalah doa, aku tidak mau itu terjadi. Jika kau terlelap lebih dulu, aku akan bunuh diri menyusulmu.”

        Cetaaaaak!

        “Yaakk!! Kenapa kau menyentilku.” Protes Ji Hyun sambil mengelus dahinya yang saat ini berubah warna menjadi kemerahan, “Jangan bicara sembarangan. Baiklah aku salah. Mianhe. Aku tidak akan berbicara sembarangan lagi.” Siwon menggosok-gosokkan kedua tangannya ala dance sorry-sorry tanda ia benar-benar meminta maaf, “Yaksok?” Ji Hyun mengacungkan jari kelingkingnya dan dengan senang hati Siwon menautkan jari kelingkingnya yang lebih besar daripada Ji Hyun. Setelah saling bertaut, Ji Hyun segera beranjak dan memakai mantel bepergiannya, “Mau kemana?” Tanya Siwon yang terheran melihat tingkah laku istrinya yang tiba-tiba berubah, “Gereja. Aku akan meminta pada Tuhan, agar kau selalu ada disisiku sampai rambut kita memutih. Dan untuk kebahagiaan kita dan seluruh anggota keluarga.” Ji Hyun tersenyum sambil memakaikan Siwon mantel berwarna coklat muda. Dengan senyum yang merekah, Siwon mengacak-acak rambut sang istri gemas, “Aigooo, istriku sudah dewasa.” Ji Hyun hanya tersenyum malu, “Oppa ingin meminta apa pada Tuhan nanti?” Ji Hyun bertanya pada Siwon saat mereka berdua didalam lift menuju kelantai B1, “Aegi, aku ingin cepat-cepat memiliki aegi.” Siwon menjawab sambil menampakkan wajah mesumnya, “Oppaaaa!! Jangan bicara tentang aegi dulu sebelum aku menjadi sarjana.” Ji Hyun memukul pelan lengan kekar Siwon pertanda ia malu. Sedangkan Siwon hanya tertawa mendapati reaksi sang istri yang begitu polos. Dirangkulnya sang istri menuju kemobil mereka, bersiap untuk menuju gereja untuk berdoa agar keluarga kecil mereka dipenuhi kebahagiaan, “Setelah pergi kegereja, aku ingin berkencan denganmu, oppa. Bermain ice skating, piknik ditaman, berbelanja, nonton film, dan...” belum sempat Ji Hyun melanjutkan perkataannya, Siwon dengan cepat membekap mulut sang istri, “Kita harus segera pulang dan kembali belajar, istriku.” Ucap Siwon menggoda istrinya, “Andweeeeeeee!!!”


Bukankah cinta itu indah jika dijalani bersama-sama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar