Kamis, 17 Oktober 2013

The Ghost is My Love Part 2





Cast      :  *Choi Siwon
                *Lee Hyun Kyo
                 *Cho KyuHyun
                 *Other Cast
Genre   : Romance, fantasy




Oksigen. Apakah oksigen sudah punah? Kenapa aku tidak bisa menghirupnya? Dadaku sesak. Siapapun tolong aku!
“Bangunlah! Kau tidak malu? Semua orang memandangmu heran.”
Malu? Tentu saja aku malu karena terjatuh tanpa sebab. Tapi rasa sakit dihatiku mengalahkan segalanya.
Tangan kekar itu menahan tubuhku dan mendudukkan ku dibangku taman yang menurutku untuk saat ini terlihat suram.
“Kau ingin kerumah KyuHyun?”
Aku semakin menangis keras setelah mendengar nama KyuHyun.
“Hey, sudahlah! Ini sudah takdir dari Tuhan.”
“Kenapa kau bersikap seperti ini Siwon-ssi? Aku tahu kau juga sedih karena kehilangannya. Tapi kenapa kau bersikap seakan tidak ada apa-apa? Dia temanmu Siwon-ssi. Ani,  dia sahabatmu!”
Entah mengapa aku sangat marah dengan sikap yang ditunjukkan oleh Siwon didepanku. Aku tahu dia sangat sedih. Tapi dia juga tidak perlu sok tegar seperti ini. Apakah dia tidak sadar matanya terlihat sangat bengkak?
“Aku tidak perlu memamerkan tangisan dihadapan orang banyak. Bukankah tangisan tidak dapat merubah segalanya? KyuHyun juga tidak akan pernah kembali jika aku menangis. Aku juga sudah puas menangis semalam.”
Aku terkejut mendengar jawabannya yang terdengar bijaksana.
“Bagaimana aku bisa sepertimu Siwon-ssi? Aku tidak bisa menghentikan, hikss, tangisanku.”
Siwon tersenyum mendengar tangisanku yang seakan tidak pernah berhenti. Aish, dasar namja abnormal!
“Kajja kita kekediaman keluarga Cho.”
Saat ini aku hanya robot. Robot yang selalu mengikuti arahan sang remote control, yaitu Choi Siwon.

***

Langkah kecil kakiku membawaku menuju suatu ruangan. Ruangan yang didalamnya penuh dengan orang berbaju hitam dan pipi basah. Tepat ditengah ruangan, foto berukuran sedang terpajang. Foto tersebut dikelilingi oleh bunga-bunga yang sangat segar dan dua lilin yang meneranginya. Lelaki tampan difoto tersebut tersenyum bahagia. Kontras sekali dengan keadaan orang-orang yang terduduk sedih diruangan ini.
Tanpa sadar kedua lututku telah membentur lantai kayu dengan keras. Tangisku kembali pecah. Ingin sekali aku menggerakkan bibir ini hanya untuk sekedar berkata, “Annyeong”.  Tapi bibirku serasa terkunci. Aku mendadak bisu untuk saat ini. Didepannya (lagi) aku hanya bisa menunjukkan tangisanku.
“Sudahlah.”
Tangan kekar Siwon menepuk-nepuk punggungku mencoba menenangkan.
“Hyun Kyo, akhirnya kau datang.”
Suara itu. Suara yang 1 bulan ini sangat kurindukan. Suara yang selalu ada saat aku membutuhkannya.
Tiba-tiba sepasang tangan kecil memeluk tubuhku yang sangat rapuh ini. Pelukan hangat yang juga ku rindukan.
“Ga Eun, kenapa kau tidak menjaganya?  Bukankah aku sudah merelakannya. Kenapa dia seperti ini?”
Aku menangis pilu dibahu Ga Eun. Ga Eun mengelus rambut halusku dengan pelan.
“Mianhe Hyun Kyo, dan untuk sesaat berhentilah menangis!”
Ga Eun menghapus air mataku dengan lembut.
“Ada sesuatu hal yang perlu kau ketahui.”
Lanjut Ga Eun. Raut wajahnya berubah serius. Matanya juga terlihat bengkak.
“Sebenarnya,,”
Belum sempat Ga Eun melanjutkan kata-katanya, angin berhembus sangat kencang. Salah satu lilin yang menerangi foto KyuHyun padam.
“Angin ini berasal darimana? Bukankah ini ruangan tertutup.”
Gumaman Siwon terdengar jelas ditelingaku. Semua orang yang berada diruangan ini menghentikan tangisannya dan juga bergumam seperti Siwon.
“Mungkin hanya kebetulan saja.”
Ujar Ga Eun tenang.
“Hyun Kyo, sebenarnya...”
‘Braaaak’
Hembusan angin yang keras itu datang kembali. Tapi bukan hanya lilin saja yang padam kali ini. Salah satu karangan bunga yang ada didepan pintu roboh karena terjangan angin. Dengan cepat, seorang lelaki paruh baya yang mirip dengan KyuHyun datang menghampiri Siwon.
“Siwon-ah, cepat betulkan karangan bunga itu! Appa sedang menemui tamu yang datang.”
Ternyata ayah siwon. Tapi kenapa mirip KyuHyun? Menemui tamu?
“Siwon, apakah hal yang ia katakan akan benar-benar terjadi?”
Tanya Ga Eun pada Siwon saat Siwon kembali ketempat awal kami berdiri. Nada bicara Ga Eun kali ini terlihat ketakutan.
“Apa maksud kalian?”
Tanyaku saat sudah mulai menguasai diri.
“Lebih baik kau ku antar pulang Hyun Kyo. Kau butuh ketenangan diri.”
Kali ini sang remote control memerintahkanku sang robot untuk pulang kerumahnya. Dan sekali lagi, sang robot menurutinya.

***

“Benarkah KyuHyun sudah pergi?”
Tanyaku pada benda mati yang sangat disukai anak-anak dan perempuan, yaitu boneka. Seperti orang gilakan?
“Tedy! Kau menyebalkan! Kenapa tidak menjawabku? Kau sama seperti Siwon.”
Aku melemparkan boneka tedy ku ke pojok kamar. Berbaring dan mencoba tidur sepertinya bukan hal yang buruk. Tapi tiba-tiba kepalaku berdenyut nyeri. Ah, pasti karena terlalu banyak menangis.
Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil kotak P3K.
“Aku letakkan dimana ya?”
Gumamku saat menyadari aku tidak dapat menemukannya. Aah, kepalaku jadi semakin sakit.
‘Braak’
Tiba-tiba tumpukan buku resep yang berada diatas rak terjatuh.
“Kenapa terjatuh?”
Dengan menahan sakit, aku mencoba membereskan buku resep masakan yang berceceran diatas lantai. Saat akan menaruhnya kembali ketempat semula, sesuatu menarik perhatianku.
“Kotak P3K! Ternyata kau ada dibalik tumpukan resep.”
Ucapku gembira karena berhasil menemukan kotak P3K.

***

‘Tak’
“Ouch”
Aku mengelus pelan ubun-ubun ku karena sesuatu yang keras dan kecil berhasil mendarat dengan keras diatasnya.
“Hyun Kyo! Jangan hanya melihat kearah jendela! Apa kau mau kulempar dengan 1 kardus tutup spidol?”
Ah, ternyata tutup spidol.
“Jeongseomnida seongsaenim.”
Aku menundukkan kepalaku sambil meminta maaf. Sebenarnya aku tidak memandang jendela, aku memandang bangku KyuHyun yang saat ini terisi, Siwon? Ah, namja itu.

***

“Kau disini?”
Aku tahu itu suara Siwon.
“Wae? Apa kau melarangku kemakam KyuHyun?”
Siwon tersenyum lalu ikut berjongkok disebelahku.
“Ani, justru aku sangat senang.”
“Ku perhatikan, setelah KyuHyun meninggal, kau semakin banyak bicara. Ada apa denganmu?”
Ekspresi wajah Siwon berubah. Ekspresinya seperti pencuri yang tertangkap basah sedang melakukan aksinya.
“Ah, jinjja? A,, aku tidak menyadarinya.”
Aku menatapnya aneh. Sebenarnya apa yang Siwon rahasiakan?

TBC

Rabu, 16 Oktober 2013

The Ghost is My Love part 1

Cast : *Choi Siwon
         *Lee Hyun Kyo
         *Cho Kyuhyun
         *Other Cast
Genre : Romance, fantasy, sad (?)


hehehe,,
author balik lagi. FF ini muncul waktu author nonton master's sun adegan waktu Gong Shil nangis ngeliat arwah Joo Won yang dikiranya sudah meninggal. haduh, k' malah curhat ye? sebelum Happy reading, hati-hatilah pada typo.
Happy Reading ^^



Cinta terkadang membuat kita terjebak diantara dua pilihan yang sangat sulit. Jika seperti itu, apakah masih pantas jika cinta disebut indah?

***

“hey, lihat siapa yang datang?”
Sahabat baikku, Ga Eun menyenggol pelan siku ku yang berada diatas meja kantin. Kulirikkan mataku ke arah dimana segerombolan namja tampan itu sedang berjalan menuju meja kantin dekat jendela. Ada satu namja yang menarik perhatianku, Cho KyuHyun. Wajahnya yang terbingkai rambut berwarna coklat madu terlihat ceria dan sekaligus pucat kali ini.
“Annyeong Hyun Kyo.”
“Annyeong.”
Aku menjawab sapaannya sambil melambaikan tangan. Kami memang cukup dekat dan ini karena kami satu jurusan. Dan aku sangat senang akan hal itu.
“Kau bahagia kali ini?”
Ga Eun memainkan kedua alisnya seakan menggodaku.
“Berhentilah menggodaku! Tanpa aku jawab, kau juga tau jawabannya.”
Aku kembali menyeruput cappucino ku sambil tersenyum cerah.
“Nde, aku mengerti. Tapi mengapa kau lebih memilih Cho KyuHyun? Bukankah Siwon lebih tampan?”
Aku menghela nafas saat mendengar penuturan Ga Eun.
“Kenapa bicara seperti itu? Kau ini menyakiti hatiku.”
Aku mengalihkan pandanganku dari Ga Eun karena kesal melihat wajahnya yang menyebalkan. Hebat dia berhasil menggodaku lagi.
“Hahahaha.”
Dengan cepat aku menoleh kearah dimana suara tertawa itu bersumber, yaitu meja kantin dekat jendela. Saat ini kulihat sekelompok namja itu sedang mengobrol dengan seru sambil mengunyah camilan yang meraka beli. Cho KyuHyun dan yang lain sedang terbahak mendengar lelucon yang dilontarkan salah satu dari mereka. Kecuali 1 orang. Yap, dia adalah Choi Siwon. Namja pendiam yang hanya berbicara saat ditanya saja. Itu pun jika dia menanggapinya. Haish, orang itu benar-benar tidak normal.
“Yaakk! Jangan mengacuhkanku!”
“Maka dari itu, jangan menghina KyuHyun lagi.”
Ucapku saat kembali menatap wajah Ga Eun.
“Arasseo. Hyun Kyo, aku harus pergi kesuatu tempat. Ada yang mengirimiku pesan, bahwa aku harus keperpustakaan sekarang.”
Ga Eun dengan cepat membereskan barang-barangnya yang tersebar diatas meja kantin.
“Pesan? Dari siapa?”
Tanyaku penasaran.
“Molla. Yang jelas dia bilang ini penting.”
Aku mengangguk mengerti.
“Apa kau langsung pulang jika telah menyelesaikan urusanmu?”
Ga Eun mengannguk.
“Nde, aku tidak ada jam kuliah lagi setelah ini. Aku pergi dulu Hyun Kyo.”
Aku terseyum sambil melambaikan tanganku. Hah, gadis cantik dan baik itu selalu terlihat ceria. Disaat yang bersamaan, aku merasakan wangi maskulin yang terperangkap di indera penciumanku. Ah, ternyata Cho KyuHyun baru saja melewatiku untuk keluar dari wilayah kantin. Dia terlihat, senang?

***

“Bisakah kita berbicara?”
Aku terkejut saat namja tampan yang bernama Cho KyuHyun dengan tiba-tiba muncul dihadapanku. Raut wajahnya terlihat sangat kesal.
“Sekarang?”
“Tentu saja  sekarang.”
Dengan cepat namja itu menarik tanganku menuju koridor sepi diujung sekolah.
“Kenapa kau membawaku kemari?”
Belum sempat aku menghilangkan keterkejutanku, namja itu dengan cepat menarik tanganku dan memohon-mohon.
“Tolong lepaskan aku Hyun Kyo.”
“Nde?”
Aku sangat terkejut dengan perlakuannya padaku saat ini. Ada apa dengan namja ini?
“Lepaskan aku, agar aku bisa bersama dengan Ga Eun.”
‘Jedeerr’
Oh Tuhan. Mengapa kau menyambarku dengan petir saat ini? Tuhan, ini sangat sakit.
“Hyun Kyo, jebal. Dia tidak mau menerima cintaku karena kau.”
Mwo? Jadi dia menyalahkanku?
“Jadi kau menyalahkanku?”
Tanyaku tersinggung. Namja itu hanya diam tidak menjawab.
“Bagaimana jika aku tidak ingin melepasmu. Bagaimana jika aku akan terus berusaha untuk mendapatkan cintamu?”
Namja itu tertegun dan tidak beberapa lama dia tertawa hambar.
“Coba saja! Aku tidak akan pernah menerima cintamu. Aku tidak akan pernah menerima cinta seorang yeoja egois yang tidak mengerti perasaan sahabatnya?”
Ucapnya lemah. Aku menatapnya kaget? Bagaimana bisa dia berkata seperti itu?
“Ga Eun lebih dulu mengenal dan mencintaiku daripada kau. Dan dia berusaha mengubur perasaannya hanya karena sahabatnya juga mencintaiku. Kau sadar itu?”
Mwo? Benarkah itu? Ku tatap mata KyuHyun dengan dalam, tapi aku tidak menemukan kebohongan disana.
“Kau merasa bersalah sekarang?”
Tanyanya saat menyadari aku tidak menjawab pertanyaannya.
“Kenapa kau hanya menyalahkanku eoh? Ini tidak sepenuhnya salahku. Jika saja Ga Eun bercerita tentang semuanya, aku pasti akan mengalah. Kau tahu, siapa yang selalu memberi motivasi saat aku mulai menyerah mendapatkan cintamu? Ga Eun. DAN SEMUA INI BUKAN SEPENUHNYA SALAHKU!”
Aku mengakhiri perkataanku dengan suara yang sangat tinggi. Dan tentu saja, air mata kurang ajar ini juga ikut mengalir. Haah, air mata ini membuat aku berubah menjadi sosok yang lemah. Dengan kasar aku mengusap air mataku dan berlari pergi dari hadapan Cho KyuHyun.
‘Braak’
Tubuhku limbung saat menabrak sesuatu yang sangat kuat. Aku terjatuh dengan posisi tangan menahan tubuhku. Entah kenapa tangisanku bertambah kencang saat ini.
“Gwenchana?”
Aku tetap menangis dan tidak mengindahkan perkataan yang kudengar.
“yaak! Berhentilah menangis. Apa aku menabrak mu terlalu keras? Apa kau terluka?”
Aku mendongak. Omo, ternyata yang kutabrak barusan Choi Siwon. Namja yang ku sebut abnormal. Dia barusan bicara? Padaku?
“Sudahlah jangan menangis. Kajja, aku bantu kau berdiri.”
Namja itu menghapus air mataku kemudian membantuku berdiri. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba kedua lenganku memeluk pinggang ramping seorang Choi Siwon dan mulai menangis didadanya yang bidang. Haah, aku benar-benar butuh sandaran saat ini.
“Eothoke? Ini sangat sakit Siwon-ssi. Aku harus bagaimana?”
Namja itu hanya diam. Tetapi aku merasakan, tangan lebarnya sedang membelai rambutku pelan seakan menenangkanku.
“Apa aku perlu membawamu kerumah sakit?”
Aku menggelengkan kepalaku.
“Hatiku yang sakit Siwon-ssi. Sahabatmu Cho KyuHyun sudah menyakiti hatiku.”
“Kau benar-benar ingin saran dariku?”
Aku mengangguk perlahan. Hah, ternyata namja ini lumayan baik.

***

Aku meletakkan tas kuliahku diatas kasur dengan gerakan pelan. Kakiku mengarah menuju dapur dan tanganku dengan cekatan mengisi penuh gelas bening dengan air putih kemudian meminumnya dengan cepat. Tubuhku lelah, begitu pula hatiku. Hah, bicara dengan Siwon tadi tidak membuahkan hasil.

Flashback
“Saran apa yang akan kau berikan padaku?”
Tanyaku dengan nada yang masih tercekat karena habis menangis.
“Hiduplah dengan baik!”
“Lalu?”
Tanyaku sambil mengelap ingusku dengan tisu.
“Itu saja.”
Jawabnya singkat kemudian beranjak pergi.
“MWOYA?”

Flashback end
Dasar lelaki abnormal. Hah, omongannya sungguh meyakinkan diawal. Lebih baik aku menghubungi Eomma ku saja.
“Eomma, annyeong.”
“...”
“Nde eomma aku baik. Bagaimana dengan keluarga di Busan?”
“...”
“Yakk Eomma! Aku belum selesai bicara..”
‘tut tut tut tut’
Haisshh.. Kenapa semua orang tidak peduli padaku? Eomma ku lebih memilih melayani pelanggan restorannya daripada anaknya sendiri. Haha, lebih baik aku tidur dan berharap keputusan yang aku buat sudah benar.

***

“Berbahagialah dengan KyuHyun!”
“Hyun Kyo-ah, aku tidak bisa. Aku ...”
Belum sempat Ga Eun menyelesaikan perkataannya, bibirku kembali bergerak untuk mengeluarkan semua unek-unek yang ada dihatiku.
“Tidak usah menolak! Aku tidak ingin disebut wanita egois lagi.”
Aku tidak ingin menatap wajahnya. Bukan karena wajahnya yang terlihat menyebalkan seperti biasanya. Tapi karena wajahnya yang saat ini terlihat sangat menyedihkan dan membuatku ingin menangis.
“Kau memang egois. Kau dengan seenaknya menyuruhku bersama dengan KyuHyun. Padahal aku juga tau kau sangat mencintai KyuHyun.”
Teriak Ga Eun.
“Lalu kau ingin aku bagaimana Hah? Kau ingin aku selalu mengejar namja itu. Namja yang mencintaimu dan tidak akan pernah menerimaku. Bukankah kau yang seharusnya disebut egois? Kau membuatku menjadi orang bodoh. Selama beberapa waktu ini kau selalu meyakinkanku bahwa dia selalu melihatku. Tapi itu semua bohongkan? Jangan selalu berusaha menjadi wanita baik! Kau malah semakin menyakiti orang lain.”
Aku berteriak panjang lebar didepan wajahnya. Dan tanpa sadar wajah kami berdua sudah dibasahi cairan asin yang keluar dari mata kami.
“Berhenti menyalahkan dia!”
Mataku menangkap sosok tinggi yang tiba-tiba muncul dibelakang Ga Eun. Hah, Cho KyuHyun.
“Hah, kalian berdua terlihat cocok. Aku harap kalian berbahagia.”
Ku balikkan badanku dan mulai berjalan cepat seakan berusaha menjauhkan diri dari suatu zat yang berbahaya. Hah, hatiku benar-benar lega dan sekaligus sedih. Kehilangan sahabat terbaik karena cinta. Benar-benar kampungan.

***

Sudah sebulan lebih ini aku mencoba menghindar dari kedua orang, yahh, yang bisa kubilang telah memporak-porandakan hidupku. Apakah kata-kataku terlalu kejam? Tapi bagaimana lagi. Pikiran dan hatiku juga sependapat dengan kata ’memporak-porandakan’. Aku mengambil cuti kuliah untuk 1 bulan ini. Hah, tindakan yang sangat pengecut. Dan kemarin adalah hari terakhirku bersantai dikamar kecil yang kusewa. Dengan detakan jantung yang cepat, aku mulai memasuki gerbang dimana terdapat kampus yang bernama Inha University. Tapi, kenapa suasana kampus terlihat cukup sepi.
“Permisi, kenapa kampus terlihat sepi daripada biasanya?”
Aku mencoba bertanya pada salah satu mahasiswa yang kebetulan berjalan berlawanan arah dekat denganku.
“Apakah kau tidak tahu kabar? Separuh dari mahasiswa Inha pergi kerumah Cho KyuHyun. Kau tahu Cho KyuHyun kan, si namja populer dan sangat kaya itu?”
Aku mengangguk.
“Untuk apa mereka semua kesana?”
Tanyaku penasaran.
“Cho KyuHyun meninggal kemarin karena kanker yang dideritanya. Hah, aku tidak menyangka bahwa dia memiliki penyakit ganas seperti itu. Jika tidak ada yang ditanyakan lagi, aku akan melanjutkan jalanku.”
Mahasiswa itu berjalan melewatiku. Apakah kalian tahu keadaanku? Aku terjatuh diatas tanah yang lembab. Otakku serasa sulit mencerna omongan yang dilontarkan mahasiswa itu. Cho KyuHyun, apakah benar kau telah pergi? Kenapa? Bukankah aku telah melepasnya. Melepaskannya agar dia hidup bahagia. Kenapa dia seperti ini eoh? Aku memukul-mukul dadaku dengan sangat, sangat keras. Tapi, percuma. Dadaku semakin sesak. Cho KyuHyun, aku mencintaimu.

TBC

Rabu, 09 Oktober 2013

(Drabble) Between Love and Friend

Cast         : *Kim Hyun Si
                  *Cho KyuHyun
Genre      : Married life, comedy (?)
 Rating    : G
Lenght    : Drabble

 nggak nyangka FF ini terlahir (?) ini drabble pertama ku. harapan ku semoga nih cerita nyambung aja ^0^ 
Happy Reading 

***

“Kau sangat mengerti diriku. Kau tau jika aku akan lebih memilih persahabatan daripada cinta, kan?”
“Mianhe, aku merasa berdosa.”
Namja dihadapanku ini terus memeluk kedua kakiku dengan erat sambil menangis. Aku benar-benar tidak nyaman dengan posisi ini.
“Haissh! Kau ini lebih tua beberapa tahun dariku. Tidak pantas kau bersujud seperti ini dihadapan ku.”
Aku mencengkram kedua lengannya dan membantunya untuk berdiri. Kutatap tajam wajahnya yang memerah dan basah itu.
“Jangan menatapku seperti itu Hyun Si-ah! Aku jadi merasa lebih bersalah.”
Ujarnya sambil menunduk.
“Tak perlu merasa! Kau memang sangat-sangat bersalah. Kau sudah mengkhianati ku.”
Aku berusaha tersenyum dan berusaha untuk tidak meledak marah.
“Mianhe, jeongmal mianhe. Aku sudah mencoba menahan keinginanku ini. Tapi aku tetap tidak bisa.”
Namja itu menggenggam tanganku erat dan dengan cepat aku melepasnya.
“Hyun Si-ah jangan seperti ini.”
Namja ini mulai merengek kembali.
“Lalu aku harus seperti apa eoh?”
Tanyaku dengan nada bicara yang mulai tinggi.
“Berteriak dan marahlah sepuasmu. Jangan mencoba tersenyum palsu seperti itu. Kau terlihat sangat mengerikan.”
Aku hanya tersenyum simpul.
“Sudahlah, aku lelah. Aku ingin tidur.”
“Tidur? Kajja kita tidur! Aku juga lelah.”
Namja itu menarik tanganku dengan cepat kedalam kamar. Haah, namja ini benar-benar.
“CHO KYUHYUN!”
Seketika namja itu menghentikan langkahnya dan menatapku ketakutan.
“nd,, nde?”
“Kau pilih mana? Melepaskan genggaman tanganmu, atau menandatangani surat perceraian yang akan datang besok?”
Namja itu dengan segera melepaskan genggamannya sambil menatapku sendu.
“Yeobo-ya, maaf.”
“Jangan minta maaf padaku! Minta maaf pada Hye Sang eonnie! Gara-gara kau, pesta ulang tahunnya jadi hancur. Aku kan sudah bilang padamu, jangan memakan kue tart yang ada dimeja. Tapi kau tidak mendengarku dan memakannya sendiri sampai habis.”
Kyuhyun terus menundukkan kepalanya mendengar ocehanku yang tak kunjung berhenti.
“Dan kenapa juga kau harus mengganti kuenya dengan kue tiruan? Kau tau, kue itu tidak bisa dipotong saat acara pemotongan kue. Haiissh kau ini.”
Aku menjitak kepalanya dengan keras.
“Aku kan sudah bilang, aku tidak sempat membeli yang baru, yeobo. Dan kenapa kau menyiksa suamimu sendiri? Aku kan sudah meminta maaf.”
Ucapnya sambil menggosok-gosok bagian kepalanya yang mungkin terasa sakit.
“Kan sudah kubilang, aku lebih memilih persahabatan daripada cinta. Dan untuk malam ini sampai seminggu kedepan, kau tidur disofa ruang tamu.”
‘Braaakkk!’
“Yaakk!! YEOBO!! Kau tidak bisa melakukan ini!”


END

Jumat, 04 Oktober 2013

Namja Under the Maple Tree (Super Junior Fanfiction)


Cast  : *Lee Hyun Kyo
            *Choi Siwon
            *Other cast
Genre : Romance
Rating : G
Leght : Oneshoot


Angin disore yang indah. Terdengar sejuk bukan? Tentu saja. Setiap sore aku selalu rutin mengunjungi taman kota seoul ini. Selain karena anginnya, tentu saja karena pemandangannya. Pemandangan yang disuguhkan,  membuat semua bebanku terasa hilang. Dan satu lagi, lelaki tampan yang selalu duduk dibawah pohon mapel rindang itu, kini menjadi salah satu alasan baru mengapa aku selalu datang ketaman kota ini. Lelaki yang menurutku tidak pernah melepaskan earphone hitam dari telinganya, terlihat sangat menarik dimataku. Dia selalu membawa buku untuk dibacanya. Entahlah aku tidak tau buku apa itu. Dan yang pasti, dia akan selalu menyelesaikan membaca buku yang dibawanya saat ia sudah duduk dibawah pohon itu.
“Siwon, kau sedang apa disini? Sebaiknya kau kelapangan sekarang! Kau tidak tau jika sekarang ada latihan untuk pertandingan bulan depan?”
Seorang lelaki yang membawa bola basket ditangan kirinya menghampiri lelaki itu yang selalu kulihat beberapa waktu ini. Aaahh, jadi namanya Siwon.
“Aku tau. Tapi bisakah kau tinggalkan aku sekarang. Aku hanya ingin sendiri.”
Kudengar lelaki yang dipanggil Siwon membalas perkataan temannya dengan nada yang dingin.
“Ahh, kau selalu begini. Baiklah kalau begitu.”
Lelaki yang memegang bola basket itu menepuk keras bahu Siwon dan berlalu meninggalkannya sambil bersiul. Ahh, aku pandai mencuri dengarkan? Telingaku sangat peka untuk hal seperti ini. Dan untuk selanjutnya, aku akan terus duduk ditaman ini sambil sesekali mencuri pandang kearah Siwon. Dan seperti biasa dengan sangat kecewa aku harus pergi dari taman ini sebelum Siwon pergi. Karena waktuku bekerja sudah tiba.

***

Kuhapus keringat yang mengalir dipelipisku dengan letih. Aku bekerja sebagai pelayan dikedai rumahan dekat halte bus. Aku pelayan satu-satunya disini. Aku cukup beruntung mendapat pekerjaan mengingat statusku hanya lulusan SMA.
“Hyun Kyo, siapkan 1 porsi sup kimchi dan 1 mangkuk nasi.”
“Nde Ahjumma.”
Dengan sigap aku melakukan apa yang ahjumma suruh. Tidak sampai sepuluh menit, hidangan sudah siap dinampan dan akan segera aku antarkan kemeja pesanan.
“Ahjumma, meja nomer berapa yang memesan sup kimchi?”
Aku sedikit berteriak karena keadaan restauran yang saat ini cukup ramai.
“Aah, itu, meja nomer 5.”
Ahjumma menunjuk meja kayu dekat jendela dengan telunjuknya. Oh, apa aku tidak salah lihat? Lelaki yang bernama Siwon sedang duduk diatas bangkunya. Tentu saja dengan Earphone yang masih melekat ditelingnya. Pandangannya tertuju pada jendela kaca tembus pandang, dimana dibaliknya kendaraan dengan ramainya hilir mudik. Aku melangkahkan kaki gugup menuju meja nomer 5 itu. Tunggu dulu, untuk apa aku harus gugup? Bukankah Aku tidak salah apa-apa? Dan dia juga tidak mengenaliku?
“Ige, pesanan anda.”
Ucapanku membuat pandangan Siwon beralih dari kaca jendela menuju kewajahku. Astagaaaa, wajahnya begitu tampan.
“Oh nde. Gamsahamnida.”
Ucapnya sambil tersenyum. Oh Tuhan, senyumnya membuatku seakan tidak bisa menghirup oksigen. Aku butuh oksigen sekarang juga.
“Oh ya, aku pesan 1 botol soju dingin. Maaf tadi aku lupa memesannya.”
Ucapnya kembali. Aku mengangguk dan dengan cepat menuju kemesin pendingin untuk mengambilkan pesanannya. Ah, sepertinya hari ini hari keberuntunganku.

***

Aku kembali duduk dibangku taman kota Seoul. Kali ini aku membawa alat lukisku sebagai teman untuk mengabadikan wajah Siwon diatasnya. Aku merogoh tas ku untuk mengambil pensil dan penghapus. Setelah kudapatkan, kualihkan pandanganku dibawah pohon mapel. Heeii, sejak kapan Siwon duduk disitu? Kali ini dia menggunakan sweater rajutan hijau dengan celana jeans biru tua. Dan kali ini, buku yang ia bawa bersampul biru senada dengan celana yang ia pakai. Aku mulai menggoreskan pensil hitamku keatas kertas putih halus dengan hati-hati. Sedetail mungkin aku melukis makhluk indah ciptaan Tuhan itu. Aah, akhirnya selesai juga. Sayangnya lukisan ini hanya berwarna hitam putih. Dan jika aku mempunyai uang lebih, aku akan membeli cat lukis yang berkualitas bagus untuk mewarnai lukisan Siwon ini. Andaikan aku bisa mengenalmu lebih dekat Siwon-ssi.

***

“Hyun Kyo-ah, kau mau mengantarkan pesanan kealamat ini?”
Ahjumma pemilik kedai menyodorkan kertas kecil yang diatasnya tertulis alamat dengan tinta hitam.
“Nde ahjumma. Tentu saja aku mau. Tapi apa kau tidak kerepotan menjaga kedai sendirian?”
Tanyaku sedikit khawatir.
“Kedai cukup sepi untuk hari ini. Maka dari itu cepatlah sebelum kedai ini ramai.”
Ahjumma pemilik kedai tersenyum dan aku hanya mengangguk.

***

Tiingg
Ku tekan tombol yang ada dipagar rumah mewah itu. Sedari tadi aku berpikir, bagaimana bisa rumah semewah ini memesan makanan dikedai pinggir jalan? Bukankah biasanya direstoran mewah?
‘Krieett’
Aku melompat kecil saat pintu gerbang didepanku terbuka sendiri. Omo, apa hantu yang membukanya?
“Masuk saja! Aku menunggu didepan pintu.”
Sebuah suara terdengar dari arah intercom. Aah, pasti pemilik rumah.
“Nde.”
Aku menjawabnya dan dengan cepat menyeberangi halaman luas itu menuju kearah pintu dimana seseorang tengah bersandar kedinding sambil memegang beberapa lembar uang ditangan kanannya.
“Ige pesanan anda.”
“Nde, gamsahamnida.”
Ia menyodorkan beberapa lembar uang dan ternyata uangnya lebih.
“Ahh, Chakamman! Ini kembalian an..”
Astaga Tuhan! Aku baru sadar, orang yang ada dihadapanku adalah Siwon. Namja tampan dibawah pohon mapel.
“Untukmu saja.”
Ucapnya cepat sambil menutup pintu mewah dengan keras dihadapan wajahku. Aishh, lelaki ini sungguh tidak sopan. Tapi tampan. Hehehehe.

***

Namja dibawah pohon mapel. Kali ini dia kembali memakai sweater dengan celana jeans. Tapi tentu saja dengan warna berbeda. Sweater merah dan jeans putih tampak sangat sempurna jika dipakainya. Tapi sepertinya ada yang berbeda dari namja itu. Rambut yang awalnya sedikit panjang dengan poni menutupi dahinya kini telah berubah. Rambutnya dipotong sedikit lebih pendek dan kini ia menunjukkan dahi indahnya. Oh, dia semakin tampan.
“Oppa, kenapa kau tidak mengangkat telponku?”
Aku mengalihkan pandanganku kearah yeoja yang berdiri tidak terlalu jauh ditempat dimana Siwon duduk.
“Oppa!”
Ulang yeoja itu gemas. Pasti ia jengkel karena Siwon tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Apa yeoja itu bodoh? Apa ia tidak tahu jika ada earphone yang menempel ditelinga Siwon?
“Oppa!”
Kali ini ia berpindah posisi menuju kearah depan Siwon. Dan tampaknya kali ini Siwon menyadari ada seseorang yang mungkin akan mengusiknya.
“Emm, sedang apa kau disini?”
Tanyanya sambil melepaskan earphone yang menempel ditelinganya.
“Tentu saja karena merindukan oppa.”
Ucap yeoja itu sambil mengedip-ngedipkan matanya genit. Omo, ekspresinya membuatku mual.
“Oppa, kau tidak merindukanku?”
Kali ini yeoja itu kembali mengubah posisinya menjadi duduk disebelah Siwon.
“Ne, oppa juga merindukanmu Rin Na.”
Oh Tuhan. Ini pertama kalinya aku memohon padamu agar jarak antara pohon mapel dan bangku tempat kududuk sedikit dijauhkan. Aku tidak kuat mendengar perkataan antara Siwon dan yeoja cantik itu.
Chuup
Yeoja itu mengecup singkat bibir Siwon. Oh Tuhan, ini sungguh buruk. Aku tidak sanggup melihat pemandangan itu lagi. Dengan segera aku beranjak dari bangku taman dan berlari menuju kedai tempatku bekerja

***

Sudah beberapa minggu ini aku tidak mengunjungi taman kota Seoul itu lagi. Entahlah, aku sangat malas. Jujur, aku sangat merindukan Siwon. Rindu sekali. Tapi aku berpikir, untuk apa mencintai seseorang yang bahkan tidak mengenaliku sama sekali. Bagaikan mengharap mendapatkan sesuatu yang tidak ada diduniakan?
“Hyun Kyo! Siapkan 2 porsi bulgogi dan 1 botol Soju untuk meja nomer 2.”
“Nde Ahjumma.”
Seperti biasa, tidak sampai 10 menit pesanan tersebut sudah tertata rapi diatas nampan. Dengan langkah lesu aku menuju meja nomer 2.
“Ige pesanan anda.”
Aku menatanya diatas meja.
“Gamsahamnida. Tapi bisakah kau menemaniku memakan pesanan ini? Aku tidak sanggup menghabiskan 2 porsi sekaligus.”
Aku mendongakkan kepalaku kearah sipemesan. Omona, sipemesan itu ternyata Siwon. Namja tampan dibawah pohon mapel itu.
“Mi,, mianhe. Tapi aku harus bekerja.”
Aku membungkukkan badan dan berbalik untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.
Greep
Omo, apa dia yang menggenggam pergelangan tanganku? Tuhan, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku.
“Jebal.”
Ucapnya. Aku membalikkan tubuhku dan mengangguk. Siwon menuangkan Soju kedalam gelas kecil yang ada dihadapan ku.
“Ahjumma pemilik kedai ini begitu baik. Dia mengijinkanmu istirahat sejenak.”
Siwon mengarahkan jempolnya kearah ahjumma, dan ahjumma membalasnya dengan jempolnya juga.
“Kemana saja kau selama ini? Aku selalu menunggumu dibawah pohon mapel.”
Tanya Siwon setelah meminum Sojunya dalam sekali tegukan.
“Nde? Apa maksudmu?”
Aku kaget mendengar perkataan Siwon.
“Makanlah.”
Ucapnya sambil tersenyum.
“Jawab dulu perkataanku!”
Ucapku sedikit jengkel. Siwon mengunyah perlahan daging yang ada dimulutnya kemudian menatap ku dengan tajam.
“Aku pengagum rahasiamu. Dari awal aku melihatmu, aku langsung tertarik padamu. Aniya. Mencintaimu. Bisa disebut love at first sight.”
Aku tercengang mendengar ucapannya.
“Wanita yang waktu itu..”
“Dia hanya seseorang yang mengagumiku. Dan aku hanya menganggapnya adik. Hah, aku sangat khawatir melihatmu berlari meninggalkan taman pada saat itu.”
Aku masih menatapnya dengan heran. Kagum akan ketampanannya. Tiba-tiba kurasakan sentuhan hangat yang tercipta diatas tangan kananku.
“Aku benar-benar mencintaimu. Jeongmal. Maukah kau menjadi kekasihku?”
“Kau tidak mengenalku dengan cukup baik Siwon-ssi.”
Aku melepaskan genggamannya. Tetapi dengan cepat ia menggenggam tanganku kembali.
“Kita akan saling mengenal jika bersama.”
Dia tersenyum sambil terus menggenggam tanganku erat.
“Bagaimana, apa kau mau menjadi kekasihku?”
Lanjutnya. Aku tersenyum sambil melepaskan genggaman tangannya. Dia terlihat kaget. Dengan cepat kuambil potongan kecil daging dan menyuapkan kedalam mulutnya.
“Ini yang selalu aku lakukan untuk orang yang aku cintai Siwon-ssi.”
Ucapku sambil tersenyum saat melihat wajahnya yang polos terlihat terkejut. Dan tidak lama kemudian, kami tertawa bersama karena kebahagian yang tercipta ini. Apakah aku akan bahagia selamanya bersama Siwon? Aku harap begitu.

END