Cast : *Lee Hyun Kyo
*Choi Siwon
*Other cast
Genre : Romance
Rating : G
Leght : Oneshoot
Angin disore yang indah. Terdengar sejuk
bukan? Tentu saja. Setiap sore aku selalu rutin mengunjungi taman kota seoul
ini. Selain karena anginnya, tentu saja karena pemandangannya. Pemandangan yang
disuguhkan, membuat semua bebanku terasa
hilang. Dan satu lagi, lelaki tampan yang selalu duduk dibawah pohon mapel
rindang itu, kini menjadi salah satu alasan baru mengapa aku selalu datang
ketaman kota ini. Lelaki yang menurutku tidak pernah melepaskan earphone hitam
dari telinganya, terlihat sangat menarik dimataku. Dia selalu membawa buku
untuk dibacanya. Entahlah aku tidak tau buku apa itu. Dan yang pasti, dia akan
selalu menyelesaikan membaca buku yang dibawanya saat ia sudah duduk dibawah
pohon itu.
“Siwon, kau sedang apa disini? Sebaiknya
kau kelapangan sekarang! Kau tidak tau jika sekarang ada latihan untuk
pertandingan bulan depan?”
Seorang lelaki yang membawa bola basket
ditangan kirinya menghampiri lelaki itu yang selalu kulihat beberapa waktu ini.
Aaahh, jadi namanya Siwon.
“Aku tau. Tapi bisakah kau tinggalkan
aku sekarang. Aku hanya ingin sendiri.”
Kudengar lelaki yang dipanggil Siwon
membalas perkataan temannya dengan nada yang dingin.
“Ahh, kau selalu begini. Baiklah kalau
begitu.”
Lelaki yang memegang bola basket itu
menepuk keras bahu Siwon dan berlalu meninggalkannya sambil bersiul. Ahh, aku
pandai mencuri dengarkan? Telingaku sangat peka untuk hal seperti ini. Dan
untuk selanjutnya, aku akan terus duduk ditaman ini sambil sesekali mencuri
pandang kearah Siwon. Dan seperti biasa dengan sangat kecewa aku harus pergi
dari taman ini sebelum Siwon pergi. Karena waktuku bekerja sudah tiba.
***
Kuhapus keringat yang mengalir
dipelipisku dengan letih. Aku bekerja sebagai pelayan dikedai rumahan dekat
halte bus. Aku pelayan satu-satunya disini. Aku cukup beruntung mendapat
pekerjaan mengingat statusku hanya lulusan SMA.
“Hyun Kyo, siapkan 1 porsi sup kimchi
dan 1 mangkuk nasi.”
“Nde Ahjumma.”
“Nde Ahjumma.”
Dengan sigap aku melakukan apa yang
ahjumma suruh. Tidak sampai sepuluh menit, hidangan sudah siap dinampan dan
akan segera aku antarkan kemeja pesanan.
“Ahjumma, meja nomer berapa yang memesan
sup kimchi?”
Aku sedikit berteriak karena keadaan
restauran yang saat ini cukup ramai.
“Aah, itu, meja nomer 5.”
Ahjumma menunjuk meja kayu dekat jendela
dengan telunjuknya. Oh, apa aku tidak salah lihat? Lelaki yang bernama Siwon
sedang duduk diatas bangkunya. Tentu saja dengan Earphone yang masih melekat
ditelingnya. Pandangannya tertuju pada jendela kaca tembus pandang, dimana
dibaliknya kendaraan dengan ramainya hilir mudik. Aku melangkahkan kaki gugup
menuju meja nomer 5 itu. Tunggu dulu, untuk apa aku harus gugup? Bukankah Aku
tidak salah apa-apa? Dan dia juga tidak mengenaliku?
“Ige, pesanan anda.”
Ucapanku membuat pandangan Siwon beralih
dari kaca jendela menuju kewajahku. Astagaaaa, wajahnya begitu tampan.
“Oh nde. Gamsahamnida.”
Ucapnya sambil tersenyum. Oh Tuhan,
senyumnya membuatku seakan tidak bisa menghirup oksigen. Aku butuh oksigen
sekarang juga.
“Oh ya, aku pesan 1 botol soju dingin.
Maaf tadi aku lupa memesannya.”
Ucapnya kembali. Aku mengangguk dan
dengan cepat menuju kemesin pendingin untuk mengambilkan pesanannya. Ah,
sepertinya hari ini hari keberuntunganku.
***
Aku kembali duduk dibangku taman kota
Seoul. Kali ini aku membawa alat lukisku sebagai teman untuk mengabadikan wajah
Siwon diatasnya. Aku merogoh tas ku untuk mengambil pensil dan penghapus.
Setelah kudapatkan, kualihkan pandanganku dibawah pohon mapel. Heeii, sejak
kapan Siwon duduk disitu? Kali ini dia menggunakan sweater rajutan hijau dengan
celana jeans biru tua. Dan kali ini, buku yang ia bawa bersampul biru senada
dengan celana yang ia pakai. Aku mulai menggoreskan pensil hitamku keatas
kertas putih halus dengan hati-hati. Sedetail mungkin aku melukis makhluk indah
ciptaan Tuhan itu. Aah, akhirnya selesai juga. Sayangnya lukisan ini hanya
berwarna hitam putih. Dan jika aku mempunyai uang lebih, aku akan membeli cat
lukis yang berkualitas bagus untuk mewarnai lukisan Siwon ini. Andaikan aku
bisa mengenalmu lebih dekat Siwon-ssi.
***
“Hyun Kyo-ah, kau mau mengantarkan
pesanan kealamat ini?”
Ahjumma pemilik kedai menyodorkan kertas
kecil yang diatasnya tertulis alamat dengan tinta hitam.
“Nde ahjumma. Tentu saja aku mau. Tapi
apa kau tidak kerepotan menjaga kedai sendirian?”
Tanyaku sedikit khawatir.
“Kedai cukup sepi untuk hari ini. Maka
dari itu cepatlah sebelum kedai ini ramai.”
Ahjumma pemilik kedai tersenyum dan aku
hanya mengangguk.
***
Tiingg
Ku tekan tombol yang ada dipagar rumah
mewah itu. Sedari tadi aku berpikir, bagaimana bisa rumah semewah ini memesan
makanan dikedai pinggir jalan? Bukankah biasanya direstoran mewah?
‘Krieett’
Aku melompat kecil saat pintu gerbang
didepanku terbuka sendiri. Omo, apa hantu yang membukanya?
“Masuk saja! Aku menunggu didepan
pintu.”
Sebuah suara terdengar dari arah
intercom. Aah, pasti pemilik rumah.
“Nde.”
Aku menjawabnya dan dengan cepat
menyeberangi halaman luas itu menuju kearah pintu dimana seseorang tengah
bersandar kedinding sambil memegang beberapa lembar uang ditangan kanannya.
“Ige pesanan anda.”
“Nde, gamsahamnida.”
Ia menyodorkan beberapa lembar uang dan
ternyata uangnya lebih.
“Ahh, Chakamman! Ini kembalian an..”
Astaga Tuhan! Aku baru sadar, orang yang
ada dihadapanku adalah Siwon. Namja tampan dibawah pohon mapel.
“Untukmu saja.”
Ucapnya cepat sambil menutup pintu mewah
dengan keras dihadapan wajahku. Aishh, lelaki ini sungguh tidak sopan. Tapi
tampan. Hehehehe.
***
Namja dibawah pohon mapel. Kali ini dia
kembali memakai sweater dengan celana jeans. Tapi tentu saja dengan warna
berbeda. Sweater merah dan jeans putih tampak sangat sempurna jika dipakainya.
Tapi sepertinya ada yang berbeda dari namja itu. Rambut yang awalnya sedikit
panjang dengan poni menutupi dahinya kini telah berubah. Rambutnya dipotong
sedikit lebih pendek dan kini ia menunjukkan dahi indahnya. Oh, dia semakin
tampan.
“Oppa, kenapa kau tidak mengangkat
telponku?”
Aku mengalihkan pandanganku kearah yeoja
yang berdiri tidak terlalu jauh ditempat dimana Siwon duduk.
“Oppa!”
Ulang yeoja itu gemas. Pasti ia jengkel
karena Siwon tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Apa yeoja
itu bodoh? Apa ia tidak tahu jika ada earphone yang menempel ditelinga Siwon?
“Oppa!”
Kali ini ia berpindah posisi menuju kearah
depan Siwon. Dan tampaknya kali ini Siwon menyadari ada seseorang yang mungkin
akan mengusiknya.
“Emm, sedang apa kau disini?”
Tanyanya sambil melepaskan earphone yang
menempel ditelinganya.
“Tentu saja karena merindukan oppa.”
Ucap yeoja itu sambil mengedip-ngedipkan
matanya genit. Omo, ekspresinya membuatku mual.
“Oppa, kau tidak merindukanku?”
Kali ini yeoja itu kembali mengubah
posisinya menjadi duduk disebelah Siwon.
“Ne, oppa juga merindukanmu Rin Na.”
Oh Tuhan. Ini pertama kalinya aku
memohon padamu agar jarak antara pohon mapel dan bangku tempat kududuk sedikit
dijauhkan. Aku tidak kuat mendengar perkataan antara Siwon dan yeoja cantik
itu.
Chuup
Yeoja itu mengecup singkat bibir Siwon.
Oh Tuhan, ini sungguh buruk. Aku tidak sanggup melihat pemandangan itu lagi.
Dengan segera aku beranjak dari bangku taman dan berlari menuju kedai tempatku
bekerja
***
Sudah beberapa minggu ini aku tidak
mengunjungi taman kota Seoul itu lagi. Entahlah, aku sangat malas. Jujur, aku
sangat merindukan Siwon. Rindu sekali. Tapi aku berpikir, untuk apa mencintai
seseorang yang bahkan tidak mengenaliku sama sekali. Bagaikan mengharap
mendapatkan sesuatu yang tidak ada diduniakan?
“Hyun Kyo! Siapkan 2 porsi bulgogi dan 1
botol Soju untuk meja nomer 2.”
“Nde Ahjumma.”
Seperti biasa, tidak sampai 10 menit
pesanan tersebut sudah tertata rapi diatas nampan. Dengan langkah lesu aku
menuju meja nomer 2.
“Ige pesanan anda.”
Aku menatanya diatas meja.
“Gamsahamnida. Tapi bisakah kau
menemaniku memakan pesanan ini? Aku tidak sanggup menghabiskan 2 porsi
sekaligus.”
Aku mendongakkan kepalaku kearah
sipemesan. Omona, sipemesan itu ternyata Siwon. Namja tampan dibawah pohon
mapel itu.
“Mi,, mianhe. Tapi aku harus bekerja.”
Aku membungkukkan badan dan berbalik
untuk menyembunyikan wajahku yang memerah.
Greep
Omo, apa dia yang menggenggam
pergelangan tanganku? Tuhan, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku.
“Jebal.”
Ucapnya. Aku membalikkan tubuhku dan mengangguk.
Siwon menuangkan Soju kedalam gelas kecil yang ada dihadapan ku.
“Ahjumma pemilik kedai ini begitu baik.
Dia mengijinkanmu istirahat sejenak.”
Siwon mengarahkan jempolnya kearah
ahjumma, dan ahjumma membalasnya dengan jempolnya juga.
“Kemana saja kau selama ini? Aku selalu
menunggumu dibawah pohon mapel.”
Tanya Siwon setelah meminum Sojunya
dalam sekali tegukan.
“Nde? Apa maksudmu?”
Aku kaget mendengar perkataan Siwon.
“Makanlah.”
Ucapnya sambil tersenyum.
“Jawab dulu perkataanku!”
Ucapku sedikit jengkel. Siwon mengunyah
perlahan daging yang ada dimulutnya kemudian menatap ku dengan tajam.
“Aku pengagum rahasiamu. Dari awal aku
melihatmu, aku langsung tertarik padamu. Aniya. Mencintaimu. Bisa disebut love
at first sight.”
Aku tercengang mendengar ucapannya.
“Wanita yang waktu itu..”
“Dia hanya seseorang yang mengagumiku.
Dan aku hanya menganggapnya adik. Hah, aku sangat khawatir melihatmu berlari
meninggalkan taman pada saat itu.”
Aku masih menatapnya dengan heran. Kagum
akan ketampanannya. Tiba-tiba kurasakan sentuhan hangat yang tercipta diatas
tangan kananku.
“Aku benar-benar mencintaimu. Jeongmal.
Maukah kau menjadi kekasihku?”
“Kau tidak mengenalku dengan cukup baik
Siwon-ssi.”
Aku melepaskan genggamannya. Tetapi
dengan cepat ia menggenggam tanganku kembali.
“Kita akan saling mengenal jika
bersama.”
Dia tersenyum sambil terus menggenggam
tanganku erat.
“Bagaimana, apa kau mau menjadi
kekasihku?”
Lanjutnya. Aku tersenyum sambil
melepaskan genggaman tangannya. Dia terlihat kaget. Dengan cepat kuambil
potongan kecil daging dan menyuapkan kedalam mulutnya.
“Ini yang selalu aku lakukan untuk orang
yang aku cintai Siwon-ssi.”
Ucapku sambil tersenyum saat melihat
wajahnya yang polos terlihat terkejut. Dan tidak lama kemudian, kami tertawa
bersama karena kebahagian yang tercipta ini. Apakah aku akan bahagia selamanya
bersama Siwon? Aku harap begitu.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar