Title : About flower
Cast : Choi Siwon and other cast
Genre : romance
Rating : G
Lenght : Oneshoot
“Aku memiliki bunga Akasia kuning
untuk mu oppa. Semoga kau cepat menyadarinya.”
Siwon mendengus saat melihat isi dari
surat yang ia temukan diloker mejanya. Surat dari penggemar. Bertumpuk-tumpuk
surat yang ia terima, tapi hanya satu surat ini yang menurutnya sangat tidak
masuk akal. Tanpa nama pengirim dan tanpa arti yang jelas. Bagaimana bisa Siwon
tidak tau jika penggemar tersebut memiliki bunga akasia kuning untuk dirinya.
Jelas-jelas ia mengirimkan foto bunga akasia bersamaan dengan suratnya.
“Penggemar yang unik.”
Ucapnya sambil meletakkan surat tersebut
kedalam tasnya.
***
“Payung?”
Siwon tersenyum sambil menggelengkan
kepalanya, tanda ia menolak tawaran yeoja itu.
“Tapi sekarang sedang hujan. Dan kau
tidak bisa berjalan kehalte bus kan? Jadi ini untukmu.”
Ucap yeoja itu lagi sambil menyodorkan
payung berwarna merah ketangan kekar Siwon.
“Aniyo. Aku bisa menunggu sampai hujan
reda. Kau saja yang memakainya.”
Siwon kembali menolak tawaran yeoja itu
dengan sopan. Jika ia menerima tawaran yeoja itu, bisa-bisa ia dicap sebagai
namja jahat yang rela mengambil payung seorang yeoja agar ia tidak kehujanan.
“Aku bilang ini untukmu. Lagipula
rumahku didekat sini. Ige.”
Yeoja itu meletakkan payungnya ditanah
dekat kaki Siwon berpijak. Kemudian dengan cepat ia berlari menembus hujan dan
melambaikan tangannya kearah Siwon.
“Sampai bertemu lagi disekolah.”
“Hei !! Jangan berlari mundur seperti
itu. Kau bisa jatuh. Dan pakai saja payung ini. Seragam mu jadi basah.”
Tapi yeoja itu tak menanggapi omongan
Siwon. Ia tetap berlari mundur sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ditambah
lagi dengan senyuman yang saat ini terpajang manis diwajahnya. Sepertinya ia
sangat menyukai keadaan seperti ini. Siwon terus memandangnya sampai yeoja itu
menghilang dibelokan pertigaan jalan.
“Hahahaa.. bodoh.”
Ucap Siwon sambil bersiap melenggang
pergi setelah payung yang akan melindungi dirinya merekah sempurna.
***
“Kau bunga Azalea ku, Siwon-ssi.”
Siwon memamerkan senyumannya ketika mendapatkan
surat pendek disertai foto bunga dengan nama Azalea. Bunga yang menurutnya
tampak imut itu terlihat indah.
“Kau selalu menyebutkan bunga didalam
suratmu.”
Siwon kembali meletakkan surat itu
kedalam tas dan melangkahkan kakinya menuju lapangan sekolah.
***
“Tendang bolanya kedekat gawang
RyeoWook-ah.”
Saat ini, Siwon sedang meneriakkan
perintah kepada teman satu timnya itu agar sang teman tidak hanya diam ditengah
lapangan bola sambil menatap kanan kiri.
“Gawang yang mana kapten? Yang ini atau yang
itu?”
Tanya RyeoWook sambil menunjuk gawang
yang ada disisi kanan-kirinya.
“Tentu saja yang ini RyeoWook-ah.
Operkan bolanya ke KyuHyun agar KyuHyun bisa mengopernya kearahku.”
Jerit Siwon sambil memegang lehernya
yang terasa sangat kering karena terlalu banyak menjerit. Mungkin, jika ia
menjerit sekali lagi, pita suaranya dengan mudah akan putus.
‘Duuukkkk’
“Aaaarrrgggghhhhh”
***
Siwon mengerjapkan kedua mata indahnya
mencoba menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menerangi ruangan putih tersebut.
“Kau sudah sadar Siwon-ssi?”
Siwon mencoba mengingat suara itu. Suara
lembut itu, pastinya bukan suara teman laki-lakinya.
“Siwon-ssi. Apakah kau baik-baik saja?
Apa perlu kau kuantar kerumah sakit?”
Siwon berusaha duduk diatas ranjang
dengan bantuan tangan lembut yeoja itu.
“Aniyo, tidak perlu. Eoh, bukankah kau
yang waktu itu digerbang sekolah dan pemilik payung merah?”
Siwon menunjuk wanita berambut panjang
itu dengan telunjuknya.
“Nde, kau benar.”
“Bagaimana bisa kau yang merawatku?”
Yeoja itu tersenyum sebelum menjawab,
Yeoja itu tersenyum sebelum menjawab,
“Aku salah satu dari murid sekolah ini
yang mengikuti kegiatan kesehatan. Dan hari ini jadwal piketku.”
Siwon mengangguk mengerti.
“Sekarang jam berapa?”
Tanya Siwon karena sedari tadi ia tidak menemukan adanya jam dinding diruangan ini.
Tanya Siwon karena sedari tadi ia tidak menemukan adanya jam dinding diruangan ini.
“Sekitar jam 6 sore. Dan 2 jam lagi kita
akan pulang kerumah masing setelah pelajaran tambahan berakhir. Sebaiknya kau
pulang sekarang dan istirahat dirumah Siwon-ssi.”
‘Braaaaakk’
‘Greeepp’
“KAPTEN!! MAAFKAN AKU. KARENA BOLA KU
YANG TIDAK TEPAT SASARAN, KEPALAMU JADI TERLUKA. LAIN KALI SAAT PELAJARAN OLAH
RAGA JANGAN MEMILIHKU LAGI UNTUK DIJADIKAN TEMAN SATU TIM MU!!”
RyeoWook tiba-tiba datang dan
mejerit-jerit tidak jelas sambil memeluk Siwon.
“Hahaha.. sudahlah RyeoWook. Tidak
apa-apa..”
Siwon menepuk pelan punggung RyeoWook
menandakan ia tidak apa-apa. Sedangkan yeoja itu hanya tersenyum melihat
tingkah kedua namja tampan itu.
***
“Kau akan menyadari perasaanku. Itu
flowering almond ku.”
Sekali lagi Siwon merasa bingung dengan
isi surat pendek itu.
“Flowering Almond?”
Guman siwon sambil memandang foto
polaroid itu.
“Aku akan menyimpannya sampai aku
mengetahui identitasmu yang sebenarnya.”
Ucap Siwon sambil meletakkan surat
tersebut dengan hati-hati kedalam tasnya.
***
Biologi. Saat ini Siwon sedang
memilah-milah buku yang ada dirak perpustakaan untuk menemukan buku yang
berjudul biologi. Setelah menemukan buku yang ia cari, dengan cepat ia mencari
tempat duduk dan mulai mengerjakan tugas yang belum terselesaikan.
“Oppa, bisakah kau duduk denganku?”
Jerit gadis-gadis genit yang mencoba
merayu Siwon. Tapi siwon menghiraukannya. Pandangannya menelusuri perpustakaan
dan kemudian terhenti pada bangku yang menghadap jendela.
“Boleh aku duduk disebelahmu?”
Tanya Siwon pada seseorang yang duduk
disalah satu bangkunya.
“Ohh, Siwon-ssi. Tentu saja boleh,
silahkan.”
Siwon terkejut saat mengetahui bahwa
seseorang yang sedang duduk disana adalah yeoja yang selalu ia temui beberapa minggu
ini.
“Kau sedang mengerjakan apa?”
Tanya Siwon basa-basi sambil merangkum
beberapa kalimat dan menyalinnya dibuku tulis.
“Tugas dari Kang Seongsaenim, biologi.”
Ucap yeoja itu sambil menunjuk buku
paket yang dipinjam dari perpustakaan.
“Waah, kita sama. Bagaimana kalau kita
mengerjakannya bersama?”
Tawar Siwon sambil menatap yeoja itu
penuh harap.
“Arasseo.”
Dengan mata berbinar, yeoja itu menerima
ajakan Siwon.
***
“Aku sedih karena kau tidak tau aku.
Dan aku butuh kekuatan. Kau biji ek ku, Siwon-ssi”
“Biji ek? Apa maksud semua ini? Dan,
siapa kau?”
***
“Siwon! Kau melamun? Wae?”
“Ah, ani. Aku hanya berpikiran, bahwa aku
ini sangat bodoh.”
Donghae mengerutkan keningnya saat
mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Siwon.
“Bodoh? Sejak kapan? Setauku kau
pintar.”
Siwon tersenyum mendengar jawaban polos
Donghae. Kedua telapak tangannya mengusap-usap pelan wajahnya seakan mengusir
lelah.
“Bukan bodoh dalam artian seperti itu. Bodoh
dalam hal....”
Siwon menghentikan ucapannya, karena ia tidak
tau apa kata yang sepantasnya ia ucapkan.
“Kenapa kau tidak melanjutkan
perkataanmu? Yak!! Kau kenapa sih?”
Donghae mulai mengguncangkan bahu Siwon,
saat menyadari Siwon hanya memandang kosong keramik tempat dimana kaki mereka
berpijak.
“Aku terlalu bodoh, Donghae. Selama
berminggu-minggu kami rutin bertemu, tapi aku tetap tidak tau namanya.”
Gumam Siwon pelan nyaris tak terdengar.
***
“Sudah beberapa hari ini aku tidak
melihatmu. Aku merindukanmu. Krisan ungu kuberikan untukmu.”
“Astaga... Kapan kau akan menyatakan
jati dirimu yang sebenarnya? Kau membuatku pusing.”
***
“Annyeong Siwon-ssi. Lama tidak
bertemu.”
“Ah, gadis pemilik payung merah.
Annyeong.”
Siwon menggeser tempat duduknya seakan
memberi ruang agar Yeoja itu dapat duduk bersamanya dibangku taman sekolah itu.
“Gamsahamnida.”
Ucap yeoja itu saat pantatnya sudah
menyentuh bangku coklat tersebut.
“Ehem, bolehkan aku bertanya?”
Siwon mengawali pembicaraan dan disambut
anggukan oleh yeoja itu.
“Siapa nam...”
“Aahhh, chakamman. Hampir saja aku
lupa.”
Yeoja itu memotong pembicaraan Siwon dan
dengan cepat tangannya merogoh tasnya dalam-dalam.
“Ige. Aku membuatkan makanan yang baik
untuk kesehatanmu. Ige, ambil dan makanlah!”
“Gamsahamnida. Oh ya, kalau boleh tau
nam...”
Drrt drrt drrt
“Chakamman.”
Yeoja itu kembali memotong pembicaraan
Siwon dan dengan sigap mengangkat Hpnya yang terus bergetar.
“Yeoboseyo? Aigoooo! Aku lupa jika ada
kegiatan itu.. Ne, aku akan segera kesana.”
Siwon tercengang karena yeoja yang
dihadapannya saat ini sudah berlari menjauh darinya.
“Yaaaakk!!!!! Kau mau kemana? Yaaaakk!!
“Mianhe Siwon-ssi, aku ada keperluan mendadak. Annyeong.”
“Mianhe Siwon-ssi, aku ada keperluan mendadak. Annyeong.”
Yeoja itu kembali berjalan mundur sambil
melambaikan kedua tangannya.
“Selalu berakhir seperti ini.”
***
“Sebenarnya aku tidak ingin
mengirimkan foto bunga ini. Tapi sepertinya harus. Krisan kuning kata yang
sangat cocok untukku. Dan aku rasa, aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi.
Jadi, anyelir pink. Hanya itu yang bisa
kuucapkan saat ini.”
“Mwo?
Apa arti semua ini?”
***
“Kajja Siwon!!”
“Yaakk! Jangan menarikku! Kau mau
menculikku eoh?”
Siwong menghempaskan genggaman tangan
Donghae dengan keras.
“Kau bilang kau akan mengantarkanku
menemui gadis penjual bunga itu sepulang sekolah. Jebal Siwon, aku grogi jika
menemuinya sendirian.”
Siwon yang tidak tega melihat wajah
murung sahabatnya itu, dengan segera menganggukkan kepalanya.
“Yeeeahh! Kajja palli!”
***
Siwon sibuk mengelilingi toko bunga itu saat Donghae meninggalkannya sendirian untuk merayu gadis manis berbando putih. Tatapannya terhenti saat melihat bunga anyelir yang bergoyang indah saat angin berhembus meniupnya. Pikirannya tiba-tiba terpenuhi oleh wajah gadis yang ia tidak tau namanya. Beberapa hari ini dia kembali menghilang.
Siwon sibuk mengelilingi toko bunga itu saat Donghae meninggalkannya sendirian untuk merayu gadis manis berbando putih. Tatapannya terhenti saat melihat bunga anyelir yang bergoyang indah saat angin berhembus meniupnya. Pikirannya tiba-tiba terpenuhi oleh wajah gadis yang ia tidak tau namanya. Beberapa hari ini dia kembali menghilang.
“Kau menyukai bunga anyelir itu?”
Teguran lembut seseorang menyadarkan
Siwon dari lamunannya.
“Ah, ne ahjumma. Bunga ini cukup indah.”
Ahjumma penjaga toko itu tersenyum.
“Setiap bunga memiliki artinya
masing-masing. Meskipun anyelir pink dan anyelir merah merupakan jenis yang
sama, tapi mereka memiliki arti yang berbeda.”
Siwon seakan mengingat sesuatu. Sesuatu
yang selama ini membuatnya penasaran.
“Ahjumma, dapatkah aku menanyakan arti
dari beberapa bunga?”
Tanya Siwon bersemangat sambil mengambil
sesuatu yang seperti kumpulan amplop dari dalam tasnya.
“Tentu saja.”
Wanita paruh baya itu tersenyum.
“Yang pertama akasia kuning. Apa bunga
itu memilliki arti?”
Ahjumma itu mengusap dagunya seakan
mencoba mengingat sesuatu.
“Nde. Bunga akasia kuning berarti cinta
terpendam cinta tersembunyi.”
Siwon mencoba menyusun kata-kata yang
ada disurat pertama yang ia terima. ‘Aku memiliki cinta terpendam
untuk mu oppa. Semoga kau cepat menyadarinya.’
“Bunga azalea. Bagaimana dengan bunga
azalea?”
“Bunga azalea memiliki arti cinta
pertama.”
Surat kedua.
‘Kau cinta pertama ku,
Siwon-ssi.’
“Kemudian Flowering Almond,”
Lanjut Siwon.
“Flowering almond memiliki arti
pengharapan.”
Jawab ahjumma itu lancar.
Surat ketiga.
“Kau akan menyadari perasaanku. Itu harapan
ku.”
“Dan ini sepertinya bukan bunga. Tapi
aku berharap kau mengetahuinya, ahjumma. Biji ek?”
Ahjumma itu tersenyum. Tentu saja aku
tau. Biji ek mempunyai arti kekuatan.”
Surat keempat.
“Aku sedih karena kau tidak tau aku.
Dan aku butuh kekuatan. Kau kekuatan ku, Siwon-ssi”
Siwon terpaku.
“krisan ungu?”
Lanjut siwon semakin penasaran.
“Aigo, kau cerewet sekali anak muda,”
Ahjumma itu terkekeh
“Krisan ungu mempunyai arti keinginan
kuat untuk sehat.”
Surat kelima.
“Sudah beberapa hari ini aku tidak
melihatmu. Aku merindukanmu. Keinginan kuat untuk sehat kuberikan
untukmu.”
Sehat? Kotak bekal itu.
“Ini yang terakhir Ahjumma. Krisan
kuning dan anyelir pink.”
“Krisan kuning memiliki arti cinta yang
bertepuk sebelah tangan dan anyelir pink memiliki arti aku tidak akan
melupakanmu.”
‘Sebenarnya aku tidak ingin
mengirimkan foto bunga ini. Tapi sepertinya harus. Cinta bertepuk sebelah
tangan kata yang sangat cocok untukku. Dan aku rasa, aku tidak akan bisa
bertemu denganmu lagi. Jadi, Aku
tidak akan melupakanmu. Hanya itu yang bisa kuucapkan saat ini.’
“Nah, sebagai bayarannya, kau harus
membeli salah satu bungaku yang dijual ditoko ini.”
Ujar Ahjumma tersebut ramah.
“Nde Ahjumma.”
Jawab Siwon sumringah. Siwon rasa, Siwon
tau siapa yang mengirimkan surat-surat ini.
***
“RyeoWook, apa kau ingat gadis yang
menjagaku saat kepalaku terluka waktu itu?”
RyeoWook berpikir sejenak sebelum
menjawab.
“Aaaah, yeoja itu? Ne, aku mengingatnya.
Wae?”
“Apa kau tau namanya? Dan, kau tau
dimana dia sekarang? Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya.”
Tanya Siwon bersemangat.
“Aku tidak tau namanya,”
Siwon langsung terlihat murung saat mendengar
penuturan RyeoWook.
“Tapi aku tau kabarnya saat ini.
Yeojachingu ku mengenalnya, dan katanya yeoja itu akan pindah sore ini.”
Mata Siwon melotot.
“MWO? Kajja kita kekelas Yeojachingu mu,
SEKARANG!!”
***
“Eomma, tidak bisakah aku menetap di
Seoul?”
Yeoja tersebut memasang tatapan memohon,
seakan dengan tatapan itu, sang ibu akan mengijinkannya.
“Aniyo. Ini resiko kita. Appa akan
berpindah tugas, dan kita harus menemaninya. Kau mengertikan sayang?”
Gadis itu mengangguk.
“Yaakk saeng! Jangan bersedih seperti
itu. Aku dengar yeoja Amerika cantik-cantik. Bukankah itu menyenangkan?”
Yeoja itu meninju perut kakak
laki-lakinya cukup keras, dan membuat kakaknya tersebut memekik tertahan. Yeoja
tersebut menatap pintu masuk yang ada didekatnya seakan berharap seseorang akan
memanggilnya.
“Kajja sayang, pesawatnya akan segera
berangkat.”
Yeoja itu mengangguk dan kemudian dengan
langkah perlahan ia mengikuti langkah ibunya.
“GAJIMA!”
Yeoja tersebut terus berjalan.
“Hei, yeoja pemilik payung merah! GAJIMA!”
Yeoja tersebut menolehkan kepalanya
kearah pintu masuk. Terlihat Siwon yang dihalangi beberapa orang satpam mencoba
menerobos masuk.
“Siwon-ssi”
Yeoja tersebut dengan cepat menghampiri
namja tersebut. Terlihat keringat mengalir diwajah tampannya. Nafasnya terengah-engah
seakan namja tersebut sudah berlari sejauh ratusan kilometer.
“Kenapa kau kemari?”
Tanya yeoja tersebut.
“Kau akan meninggalkanku? Kau tidak mau
bertanggung jawab atas surat-surat mu itu? Surat-surat yang berhasil membuatku
penasaran setiap aku membacanya?”
Yeoja itu terbelalak.
“Kau sudah mengetahuinya?”
Siwon tersenyum.
“Cintamu tidak bertepuk sebelah tangan.”
“Jinjja?”
Siwon mengangguk.
“Mianhe, tapi aku harus tetap pergi.
Semua sudah terlambat. Seharusnya aku memberitahu mu lebih awal atas jati
diriku yang sebenarnya. Aku terlalu pengecut. Mianhe.”
Yeoja tersebut menundukkan kepalanya dan
berbalik meninggalkan Siwon dan menghampiri keluarga yang sedari tadi
menunggunya dipintu masuk pesawat.
“Aku akan menunggumu, Ji Hyun!”
Jerit Siwon. Senyum merekah diwajah Ji
Hyun. Tapi hal tersebut tidak menghentikan langkah Ji Hyun. Ji Hyun hanya
menolehkan kepalanya sejenak sambil tersenyum dan segera berlari menghampiri
keluarganya kemudian memasuki pesawat.
“Aku akan menunggumu. Maafkan aku.”
Gumam Siwon pelan.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar