Rabu, 02 Oktober 2013

About Flower (Super Junior Fanfiction)



Title : About flower
Cast : Choi Siwon and other cast
Genre : romance
Rating : G
Lenght : Oneshoot

“Aku memiliki bunga Akasia kuning untuk mu oppa. Semoga kau cepat menyadarinya.”
Siwon mendengus saat melihat isi dari surat yang ia temukan diloker mejanya. Surat dari penggemar. Bertumpuk-tumpuk surat yang ia terima, tapi hanya satu surat ini yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Tanpa nama pengirim dan tanpa arti yang jelas. Bagaimana bisa Siwon tidak tau jika penggemar tersebut memiliki bunga akasia kuning untuk dirinya. Jelas-jelas ia mengirimkan foto bunga akasia bersamaan dengan suratnya.
“Penggemar yang unik.”
Ucapnya sambil meletakkan surat tersebut kedalam tasnya.

***
“Payung?”
Siwon tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, tanda ia menolak tawaran yeoja itu.
“Tapi sekarang sedang hujan. Dan kau tidak bisa berjalan kehalte bus kan? Jadi ini untukmu.”
Ucap yeoja itu lagi sambil menyodorkan payung berwarna merah ketangan kekar Siwon.
“Aniyo. Aku bisa menunggu sampai hujan reda. Kau saja yang memakainya.”
Siwon kembali menolak tawaran yeoja itu dengan sopan. Jika ia menerima tawaran yeoja itu, bisa-bisa ia dicap sebagai namja jahat yang rela mengambil payung seorang yeoja agar ia tidak kehujanan.
“Aku bilang ini untukmu. Lagipula rumahku didekat sini. Ige.”
Yeoja itu meletakkan payungnya ditanah dekat kaki Siwon berpijak. Kemudian dengan cepat ia berlari menembus hujan dan melambaikan tangannya kearah Siwon.
“Sampai bertemu lagi disekolah.”
“Hei !! Jangan berlari mundur seperti itu. Kau bisa jatuh. Dan pakai saja payung ini. Seragam mu jadi basah.”
Tapi yeoja itu tak menanggapi omongan Siwon. Ia tetap berlari mundur sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ditambah lagi dengan senyuman yang saat ini terpajang manis diwajahnya. Sepertinya ia sangat menyukai keadaan seperti ini. Siwon terus memandangnya sampai yeoja itu menghilang dibelokan pertigaan jalan.
“Hahahaa.. bodoh.”
Ucap Siwon sambil bersiap melenggang pergi setelah payung yang akan melindungi dirinya merekah sempurna.

***

“Kau bunga Azalea ku, Siwon-ssi.”
Siwon memamerkan senyumannya ketika mendapatkan surat pendek disertai foto bunga dengan nama Azalea. Bunga yang menurutnya tampak imut itu terlihat indah.
“Kau selalu menyebutkan bunga didalam suratmu.”
Siwon kembali meletakkan surat itu kedalam tas dan melangkahkan kakinya menuju lapangan sekolah.

***

“Tendang bolanya kedekat gawang RyeoWook-ah.”
Saat ini, Siwon sedang meneriakkan perintah kepada teman satu timnya itu agar sang teman tidak hanya diam ditengah lapangan bola sambil menatap kanan kiri.
“Gawang yang mana kapten? Yang ini atau yang itu?”
Tanya RyeoWook sambil menunjuk gawang yang ada disisi kanan-kirinya.
“Tentu saja yang ini RyeoWook-ah. Operkan bolanya ke KyuHyun agar KyuHyun bisa mengopernya kearahku.”
Jerit Siwon sambil memegang lehernya yang terasa sangat kering karena terlalu banyak menjerit. Mungkin, jika ia menjerit sekali lagi, pita suaranya dengan mudah akan putus.
‘Duuukkkk’
“Aaaarrrgggghhhhh”

***

Siwon mengerjapkan kedua mata indahnya mencoba menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menerangi ruangan putih tersebut.
“Kau sudah sadar Siwon-ssi?”
Siwon mencoba mengingat suara itu. Suara lembut itu, pastinya bukan suara teman laki-lakinya.
“Siwon-ssi. Apakah kau baik-baik saja? Apa perlu kau kuantar kerumah sakit?”
Siwon berusaha duduk diatas ranjang dengan bantuan tangan lembut yeoja itu.
“Aniyo, tidak perlu. Eoh, bukankah kau yang waktu itu digerbang sekolah dan pemilik payung merah?”
Siwon menunjuk wanita berambut panjang itu dengan telunjuknya.
“Nde, kau benar.”
“Bagaimana bisa kau yang merawatku?”
Yeoja itu tersenyum sebelum menjawab,
“Aku salah satu dari murid sekolah ini yang mengikuti kegiatan kesehatan. Dan hari ini jadwal piketku.”
Siwon mengangguk mengerti.
“Sekarang jam berapa?”
Tanya Siwon karena sedari tadi ia tidak menemukan adanya jam dinding diruangan ini.
“Sekitar jam 6 sore. Dan 2 jam lagi kita akan pulang kerumah masing setelah pelajaran tambahan berakhir. Sebaiknya kau pulang sekarang dan istirahat dirumah Siwon-ssi.”
‘Braaaaakk’
‘Greeepp’
“KAPTEN!! MAAFKAN AKU. KARENA BOLA KU YANG TIDAK TEPAT SASARAN, KEPALAMU JADI TERLUKA. LAIN KALI SAAT PELAJARAN OLAH RAGA JANGAN MEMILIHKU LAGI UNTUK DIJADIKAN TEMAN SATU TIM MU!!”
RyeoWook tiba-tiba datang dan mejerit-jerit tidak jelas sambil memeluk Siwon.
“Hahaha.. sudahlah RyeoWook. Tidak apa-apa..”
Siwon menepuk pelan punggung RyeoWook menandakan ia tidak apa-apa. Sedangkan yeoja itu hanya tersenyum melihat tingkah kedua namja tampan itu.

***

“Kau akan menyadari perasaanku. Itu flowering almond ku.”
Sekali lagi Siwon merasa bingung dengan isi surat pendek itu.
“Flowering Almond?”
Guman siwon sambil memandang foto polaroid itu.
“Aku akan menyimpannya sampai aku mengetahui identitasmu yang sebenarnya.”
Ucap Siwon sambil meletakkan surat tersebut dengan hati-hati kedalam tasnya.

***

Biologi. Saat ini Siwon sedang memilah-milah buku yang ada dirak perpustakaan untuk menemukan buku yang berjudul biologi. Setelah menemukan buku yang ia cari, dengan cepat ia mencari tempat duduk dan mulai mengerjakan tugas yang belum terselesaikan.
“Oppa, bisakah kau duduk denganku?”
Jerit gadis-gadis genit yang mencoba merayu Siwon. Tapi siwon menghiraukannya. Pandangannya menelusuri perpustakaan dan kemudian terhenti pada bangku yang menghadap jendela.
“Boleh aku duduk disebelahmu?”
Tanya Siwon pada seseorang yang duduk disalah satu bangkunya.
“Ohh, Siwon-ssi. Tentu saja boleh, silahkan.”
Siwon terkejut saat mengetahui bahwa seseorang yang sedang duduk disana adalah yeoja yang selalu ia temui beberapa minggu ini.
“Kau sedang mengerjakan apa?”
Tanya Siwon basa-basi sambil merangkum beberapa kalimat dan menyalinnya dibuku tulis.
“Tugas dari Kang Seongsaenim, biologi.”
Ucap yeoja itu sambil menunjuk buku paket yang dipinjam dari perpustakaan.
“Waah, kita sama. Bagaimana kalau kita mengerjakannya bersama?”
Tawar Siwon sambil menatap yeoja itu penuh harap.
“Arasseo.”
Dengan mata berbinar, yeoja itu menerima ajakan Siwon.

***

“Aku sedih karena kau tidak tau aku. Dan aku butuh kekuatan. Kau biji ek ku, Siwon-ssi”
“Biji ek? Apa maksud semua ini? Dan, siapa kau?”

***

“Siwon! Kau melamun? Wae?”
“Ah, ani. Aku hanya berpikiran, bahwa aku ini sangat bodoh.”
Donghae mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Siwon.
“Bodoh? Sejak kapan? Setauku kau pintar.”
Siwon tersenyum mendengar jawaban polos Donghae. Kedua telapak tangannya mengusap-usap pelan wajahnya seakan mengusir lelah.
“Bukan bodoh dalam artian seperti itu. Bodoh dalam hal....”
Siwon menghentikan ucapannya, karena ia tidak tau apa kata yang sepantasnya ia ucapkan.
“Kenapa kau tidak melanjutkan perkataanmu? Yak!! Kau kenapa sih?”
Donghae mulai mengguncangkan bahu Siwon, saat menyadari Siwon hanya memandang kosong keramik tempat dimana kaki mereka berpijak.
“Aku terlalu bodoh, Donghae. Selama berminggu-minggu kami rutin bertemu, tapi aku tetap tidak tau namanya.”
Gumam Siwon pelan nyaris tak terdengar.

***

“Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatmu. Aku merindukanmu. Krisan ungu kuberikan untukmu.”
“Astaga... Kapan kau akan menyatakan jati dirimu yang sebenarnya? Kau membuatku pusing.”

***

“Annyeong Siwon-ssi. Lama tidak bertemu.”
“Ah, gadis pemilik payung merah. Annyeong.”
Siwon menggeser tempat duduknya seakan memberi ruang agar Yeoja itu dapat duduk bersamanya dibangku taman sekolah itu.
“Gamsahamnida.”
Ucap yeoja itu saat pantatnya sudah menyentuh bangku coklat tersebut.
“Ehem, bolehkan aku bertanya?”
Siwon mengawali pembicaraan dan disambut anggukan oleh yeoja itu.
“Siapa nam...”
“Aahhh, chakamman. Hampir saja aku lupa.”
Yeoja itu memotong pembicaraan Siwon dan dengan cepat tangannya merogoh tasnya dalam-dalam.
“Ige. Aku membuatkan makanan yang baik untuk kesehatanmu. Ige, ambil dan makanlah!”
“Gamsahamnida. Oh ya, kalau boleh tau nam...”
Drrt drrt drrt
“Chakamman.”
Yeoja itu kembali memotong pembicaraan Siwon dan dengan sigap mengangkat Hpnya yang terus bergetar.
“Yeoboseyo? Aigoooo! Aku lupa jika ada kegiatan itu.. Ne, aku akan segera kesana.”
Siwon tercengang karena yeoja yang dihadapannya saat ini sudah berlari menjauh darinya.
“Yaaaakk!!!!! Kau mau kemana? Yaaaakk!!
“Mianhe Siwon-ssi, aku ada keperluan mendadak. Annyeong.”
Yeoja itu kembali berjalan mundur sambil melambaikan kedua tangannya.
“Selalu berakhir seperti ini.”

***

“Sebenarnya aku tidak ingin mengirimkan foto bunga ini. Tapi sepertinya harus. Krisan kuning kata yang sangat cocok untukku. Dan aku rasa, aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi. Jadi,  anyelir pink. Hanya itu yang bisa kuucapkan saat ini.”
 “Mwo? Apa arti semua ini?”

***

“Kajja Siwon!!”
“Yaakk! Jangan menarikku! Kau mau menculikku eoh?”
Siwong menghempaskan genggaman tangan Donghae dengan keras.
“Kau bilang kau akan mengantarkanku menemui gadis penjual bunga itu sepulang sekolah. Jebal Siwon, aku grogi jika menemuinya sendirian.”
Siwon yang tidak tega melihat wajah murung sahabatnya itu, dengan segera menganggukkan kepalanya.
“Yeeeahh! Kajja palli!”

***

Siwon sibuk mengelilingi toko bunga itu saat Donghae meninggalkannya sendirian untuk merayu gadis manis berbando putih. Tatapannya terhenti saat melihat bunga anyelir yang bergoyang indah saat angin berhembus meniupnya. Pikirannya tiba-tiba terpenuhi oleh wajah gadis yang ia tidak tau namanya. Beberapa hari ini dia kembali menghilang.
“Kau menyukai bunga anyelir itu?”
Teguran lembut seseorang menyadarkan Siwon dari lamunannya.
“Ah, ne ahjumma. Bunga ini cukup indah.”
Ahjumma penjaga toko itu tersenyum.
“Setiap bunga memiliki artinya masing-masing. Meskipun anyelir pink dan anyelir merah merupakan jenis yang sama, tapi mereka memiliki arti yang berbeda.”
Siwon seakan mengingat sesuatu. Sesuatu yang selama ini membuatnya penasaran.
“Ahjumma, dapatkah aku menanyakan arti dari beberapa bunga?”
Tanya Siwon bersemangat sambil mengambil sesuatu yang seperti kumpulan amplop dari dalam tasnya.
“Tentu saja.”
Wanita paruh baya itu tersenyum.
“Yang pertama akasia kuning. Apa bunga itu memilliki arti?”
Ahjumma itu mengusap dagunya seakan mencoba mengingat sesuatu.
“Nde. Bunga akasia kuning berarti cinta terpendam cinta tersembunyi.”
Siwon mencoba menyusun kata-kata yang ada disurat pertama yang ia terima. ‘Aku memiliki cinta terpendam untuk mu oppa. Semoga kau cepat menyadarinya.’
“Bunga azalea. Bagaimana dengan bunga azalea?”
“Bunga azalea memiliki arti cinta pertama.”
Surat kedua.
‘Kau cinta pertama ku, Siwon-ssi.’
“Kemudian Flowering Almond,”
Lanjut Siwon.
“Flowering almond memiliki arti pengharapan.”
Jawab ahjumma itu lancar.
Surat ketiga.
“Kau akan menyadari perasaanku. Itu harapan ku.”
“Dan ini sepertinya bukan bunga. Tapi aku berharap kau mengetahuinya, ahjumma. Biji ek?”
Ahjumma itu tersenyum. Tentu saja aku tau. Biji ek mempunyai arti kekuatan.”
Surat keempat.
“Aku sedih karena kau tidak tau aku. Dan aku butuh kekuatan. Kau kekuatan ku, Siwon-ssi”
Siwon terpaku.
“krisan ungu?”
Lanjut siwon semakin penasaran.
“Aigo, kau cerewet sekali anak muda,”
Ahjumma itu terkekeh
“Krisan ungu mempunyai arti keinginan kuat untuk sehat.”
Surat kelima.
“Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatmu. Aku merindukanmu. Keinginan kuat untuk sehat kuberikan untukmu.”
Sehat? Kotak bekal itu.
“Ini yang terakhir Ahjumma. Krisan kuning dan anyelir pink.”
“Krisan kuning memiliki arti cinta yang bertepuk sebelah tangan dan anyelir pink memiliki arti aku tidak akan melupakanmu.”
‘Sebenarnya aku tidak ingin mengirimkan foto bunga ini. Tapi sepertinya harus. Cinta bertepuk sebelah tangan kata yang sangat cocok untukku. Dan aku rasa, aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi. Jadi,  Aku tidak akan melupakanmu. Hanya itu yang bisa kuucapkan saat ini.’

“Nah, sebagai bayarannya, kau harus membeli salah satu bungaku yang dijual ditoko ini.”
Ujar Ahjumma tersebut ramah.
“Nde Ahjumma.”
Jawab Siwon sumringah. Siwon rasa, Siwon tau siapa yang mengirimkan surat-surat ini.

***

“RyeoWook, apa kau ingat gadis yang menjagaku saat kepalaku terluka waktu itu?”
RyeoWook berpikir sejenak sebelum menjawab.
“Aaaah, yeoja itu? Ne, aku mengingatnya. Wae?”
“Apa kau tau namanya? Dan, kau tau dimana dia sekarang? Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya.”
Tanya Siwon bersemangat.
“Aku tidak tau namanya,”
Siwon langsung terlihat murung saat mendengar penuturan RyeoWook.
“Tapi aku tau kabarnya saat ini. Yeojachingu ku mengenalnya, dan katanya yeoja itu akan pindah sore ini.”
Mata Siwon melotot.
“MWO? Kajja kita kekelas Yeojachingu mu, SEKARANG!!”

***

“Eomma, tidak bisakah aku menetap di Seoul?”
Yeoja tersebut memasang tatapan memohon, seakan dengan tatapan itu, sang ibu akan mengijinkannya.
“Aniyo. Ini resiko kita. Appa akan berpindah tugas, dan kita harus menemaninya. Kau mengertikan sayang?”
Gadis itu mengangguk.
“Yaakk saeng! Jangan bersedih seperti itu. Aku dengar yeoja Amerika cantik-cantik. Bukankah itu menyenangkan?”
Yeoja itu meninju perut kakak laki-lakinya cukup keras, dan membuat kakaknya tersebut memekik tertahan. Yeoja tersebut menatap pintu masuk yang ada didekatnya seakan berharap seseorang akan memanggilnya.
“Kajja sayang, pesawatnya akan segera berangkat.”
Yeoja itu mengangguk dan kemudian dengan langkah perlahan ia mengikuti langkah ibunya.
“GAJIMA!”
Yeoja tersebut terus berjalan.
“Hei, yeoja pemilik payung merah! GAJIMA!”
Yeoja tersebut menolehkan kepalanya kearah pintu masuk. Terlihat Siwon yang dihalangi beberapa orang satpam mencoba menerobos masuk.
“Siwon-ssi”
Yeoja tersebut dengan cepat menghampiri namja tersebut. Terlihat keringat mengalir diwajah tampannya. Nafasnya terengah-engah seakan namja tersebut sudah berlari sejauh ratusan kilometer.
“Kenapa kau kemari?”
Tanya yeoja tersebut.
“Kau akan meninggalkanku? Kau tidak mau bertanggung jawab atas surat-surat mu itu? Surat-surat yang berhasil membuatku penasaran setiap aku membacanya?”
Yeoja itu terbelalak.
“Kau sudah mengetahuinya?”
Siwon tersenyum.
“Cintamu tidak bertepuk sebelah tangan.”
“Jinjja?”
Siwon mengangguk.
“Mianhe, tapi aku harus tetap pergi. Semua sudah terlambat. Seharusnya aku memberitahu mu lebih awal atas jati diriku yang sebenarnya. Aku terlalu pengecut. Mianhe.”
Yeoja tersebut menundukkan kepalanya dan berbalik meninggalkan Siwon dan menghampiri keluarga yang sedari tadi menunggunya dipintu masuk pesawat.
“Aku akan menunggumu, Ji Hyun!”
Jerit Siwon. Senyum merekah diwajah Ji Hyun. Tapi hal tersebut tidak menghentikan langkah Ji Hyun. Ji Hyun hanya menolehkan kepalanya sejenak sambil tersenyum dan segera berlari menghampiri keluarganya kemudian memasuki pesawat.
“Aku akan menunggumu. Maafkan aku.”
Gumam Siwon pelan.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar