Rabu, 16 Oktober 2013

The Ghost is My Love part 1

Cast : *Choi Siwon
         *Lee Hyun Kyo
         *Cho Kyuhyun
         *Other Cast
Genre : Romance, fantasy, sad (?)


hehehe,,
author balik lagi. FF ini muncul waktu author nonton master's sun adegan waktu Gong Shil nangis ngeliat arwah Joo Won yang dikiranya sudah meninggal. haduh, k' malah curhat ye? sebelum Happy reading, hati-hatilah pada typo.
Happy Reading ^^



Cinta terkadang membuat kita terjebak diantara dua pilihan yang sangat sulit. Jika seperti itu, apakah masih pantas jika cinta disebut indah?

***

“hey, lihat siapa yang datang?”
Sahabat baikku, Ga Eun menyenggol pelan siku ku yang berada diatas meja kantin. Kulirikkan mataku ke arah dimana segerombolan namja tampan itu sedang berjalan menuju meja kantin dekat jendela. Ada satu namja yang menarik perhatianku, Cho KyuHyun. Wajahnya yang terbingkai rambut berwarna coklat madu terlihat ceria dan sekaligus pucat kali ini.
“Annyeong Hyun Kyo.”
“Annyeong.”
Aku menjawab sapaannya sambil melambaikan tangan. Kami memang cukup dekat dan ini karena kami satu jurusan. Dan aku sangat senang akan hal itu.
“Kau bahagia kali ini?”
Ga Eun memainkan kedua alisnya seakan menggodaku.
“Berhentilah menggodaku! Tanpa aku jawab, kau juga tau jawabannya.”
Aku kembali menyeruput cappucino ku sambil tersenyum cerah.
“Nde, aku mengerti. Tapi mengapa kau lebih memilih Cho KyuHyun? Bukankah Siwon lebih tampan?”
Aku menghela nafas saat mendengar penuturan Ga Eun.
“Kenapa bicara seperti itu? Kau ini menyakiti hatiku.”
Aku mengalihkan pandanganku dari Ga Eun karena kesal melihat wajahnya yang menyebalkan. Hebat dia berhasil menggodaku lagi.
“Hahahaha.”
Dengan cepat aku menoleh kearah dimana suara tertawa itu bersumber, yaitu meja kantin dekat jendela. Saat ini kulihat sekelompok namja itu sedang mengobrol dengan seru sambil mengunyah camilan yang meraka beli. Cho KyuHyun dan yang lain sedang terbahak mendengar lelucon yang dilontarkan salah satu dari mereka. Kecuali 1 orang. Yap, dia adalah Choi Siwon. Namja pendiam yang hanya berbicara saat ditanya saja. Itu pun jika dia menanggapinya. Haish, orang itu benar-benar tidak normal.
“Yaakk! Jangan mengacuhkanku!”
“Maka dari itu, jangan menghina KyuHyun lagi.”
Ucapku saat kembali menatap wajah Ga Eun.
“Arasseo. Hyun Kyo, aku harus pergi kesuatu tempat. Ada yang mengirimiku pesan, bahwa aku harus keperpustakaan sekarang.”
Ga Eun dengan cepat membereskan barang-barangnya yang tersebar diatas meja kantin.
“Pesan? Dari siapa?”
Tanyaku penasaran.
“Molla. Yang jelas dia bilang ini penting.”
Aku mengangguk mengerti.
“Apa kau langsung pulang jika telah menyelesaikan urusanmu?”
Ga Eun mengannguk.
“Nde, aku tidak ada jam kuliah lagi setelah ini. Aku pergi dulu Hyun Kyo.”
Aku terseyum sambil melambaikan tanganku. Hah, gadis cantik dan baik itu selalu terlihat ceria. Disaat yang bersamaan, aku merasakan wangi maskulin yang terperangkap di indera penciumanku. Ah, ternyata Cho KyuHyun baru saja melewatiku untuk keluar dari wilayah kantin. Dia terlihat, senang?

***

“Bisakah kita berbicara?”
Aku terkejut saat namja tampan yang bernama Cho KyuHyun dengan tiba-tiba muncul dihadapanku. Raut wajahnya terlihat sangat kesal.
“Sekarang?”
“Tentu saja  sekarang.”
Dengan cepat namja itu menarik tanganku menuju koridor sepi diujung sekolah.
“Kenapa kau membawaku kemari?”
Belum sempat aku menghilangkan keterkejutanku, namja itu dengan cepat menarik tanganku dan memohon-mohon.
“Tolong lepaskan aku Hyun Kyo.”
“Nde?”
Aku sangat terkejut dengan perlakuannya padaku saat ini. Ada apa dengan namja ini?
“Lepaskan aku, agar aku bisa bersama dengan Ga Eun.”
‘Jedeerr’
Oh Tuhan. Mengapa kau menyambarku dengan petir saat ini? Tuhan, ini sangat sakit.
“Hyun Kyo, jebal. Dia tidak mau menerima cintaku karena kau.”
Mwo? Jadi dia menyalahkanku?
“Jadi kau menyalahkanku?”
Tanyaku tersinggung. Namja itu hanya diam tidak menjawab.
“Bagaimana jika aku tidak ingin melepasmu. Bagaimana jika aku akan terus berusaha untuk mendapatkan cintamu?”
Namja itu tertegun dan tidak beberapa lama dia tertawa hambar.
“Coba saja! Aku tidak akan pernah menerima cintamu. Aku tidak akan pernah menerima cinta seorang yeoja egois yang tidak mengerti perasaan sahabatnya?”
Ucapnya lemah. Aku menatapnya kaget? Bagaimana bisa dia berkata seperti itu?
“Ga Eun lebih dulu mengenal dan mencintaiku daripada kau. Dan dia berusaha mengubur perasaannya hanya karena sahabatnya juga mencintaiku. Kau sadar itu?”
Mwo? Benarkah itu? Ku tatap mata KyuHyun dengan dalam, tapi aku tidak menemukan kebohongan disana.
“Kau merasa bersalah sekarang?”
Tanyanya saat menyadari aku tidak menjawab pertanyaannya.
“Kenapa kau hanya menyalahkanku eoh? Ini tidak sepenuhnya salahku. Jika saja Ga Eun bercerita tentang semuanya, aku pasti akan mengalah. Kau tahu, siapa yang selalu memberi motivasi saat aku mulai menyerah mendapatkan cintamu? Ga Eun. DAN SEMUA INI BUKAN SEPENUHNYA SALAHKU!”
Aku mengakhiri perkataanku dengan suara yang sangat tinggi. Dan tentu saja, air mata kurang ajar ini juga ikut mengalir. Haah, air mata ini membuat aku berubah menjadi sosok yang lemah. Dengan kasar aku mengusap air mataku dan berlari pergi dari hadapan Cho KyuHyun.
‘Braak’
Tubuhku limbung saat menabrak sesuatu yang sangat kuat. Aku terjatuh dengan posisi tangan menahan tubuhku. Entah kenapa tangisanku bertambah kencang saat ini.
“Gwenchana?”
Aku tetap menangis dan tidak mengindahkan perkataan yang kudengar.
“yaak! Berhentilah menangis. Apa aku menabrak mu terlalu keras? Apa kau terluka?”
Aku mendongak. Omo, ternyata yang kutabrak barusan Choi Siwon. Namja yang ku sebut abnormal. Dia barusan bicara? Padaku?
“Sudahlah jangan menangis. Kajja, aku bantu kau berdiri.”
Namja itu menghapus air mataku kemudian membantuku berdiri. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba kedua lenganku memeluk pinggang ramping seorang Choi Siwon dan mulai menangis didadanya yang bidang. Haah, aku benar-benar butuh sandaran saat ini.
“Eothoke? Ini sangat sakit Siwon-ssi. Aku harus bagaimana?”
Namja itu hanya diam. Tetapi aku merasakan, tangan lebarnya sedang membelai rambutku pelan seakan menenangkanku.
“Apa aku perlu membawamu kerumah sakit?”
Aku menggelengkan kepalaku.
“Hatiku yang sakit Siwon-ssi. Sahabatmu Cho KyuHyun sudah menyakiti hatiku.”
“Kau benar-benar ingin saran dariku?”
Aku mengangguk perlahan. Hah, ternyata namja ini lumayan baik.

***

Aku meletakkan tas kuliahku diatas kasur dengan gerakan pelan. Kakiku mengarah menuju dapur dan tanganku dengan cekatan mengisi penuh gelas bening dengan air putih kemudian meminumnya dengan cepat. Tubuhku lelah, begitu pula hatiku. Hah, bicara dengan Siwon tadi tidak membuahkan hasil.

Flashback
“Saran apa yang akan kau berikan padaku?”
Tanyaku dengan nada yang masih tercekat karena habis menangis.
“Hiduplah dengan baik!”
“Lalu?”
Tanyaku sambil mengelap ingusku dengan tisu.
“Itu saja.”
Jawabnya singkat kemudian beranjak pergi.
“MWOYA?”

Flashback end
Dasar lelaki abnormal. Hah, omongannya sungguh meyakinkan diawal. Lebih baik aku menghubungi Eomma ku saja.
“Eomma, annyeong.”
“...”
“Nde eomma aku baik. Bagaimana dengan keluarga di Busan?”
“...”
“Yakk Eomma! Aku belum selesai bicara..”
‘tut tut tut tut’
Haisshh.. Kenapa semua orang tidak peduli padaku? Eomma ku lebih memilih melayani pelanggan restorannya daripada anaknya sendiri. Haha, lebih baik aku tidur dan berharap keputusan yang aku buat sudah benar.

***

“Berbahagialah dengan KyuHyun!”
“Hyun Kyo-ah, aku tidak bisa. Aku ...”
Belum sempat Ga Eun menyelesaikan perkataannya, bibirku kembali bergerak untuk mengeluarkan semua unek-unek yang ada dihatiku.
“Tidak usah menolak! Aku tidak ingin disebut wanita egois lagi.”
Aku tidak ingin menatap wajahnya. Bukan karena wajahnya yang terlihat menyebalkan seperti biasanya. Tapi karena wajahnya yang saat ini terlihat sangat menyedihkan dan membuatku ingin menangis.
“Kau memang egois. Kau dengan seenaknya menyuruhku bersama dengan KyuHyun. Padahal aku juga tau kau sangat mencintai KyuHyun.”
Teriak Ga Eun.
“Lalu kau ingin aku bagaimana Hah? Kau ingin aku selalu mengejar namja itu. Namja yang mencintaimu dan tidak akan pernah menerimaku. Bukankah kau yang seharusnya disebut egois? Kau membuatku menjadi orang bodoh. Selama beberapa waktu ini kau selalu meyakinkanku bahwa dia selalu melihatku. Tapi itu semua bohongkan? Jangan selalu berusaha menjadi wanita baik! Kau malah semakin menyakiti orang lain.”
Aku berteriak panjang lebar didepan wajahnya. Dan tanpa sadar wajah kami berdua sudah dibasahi cairan asin yang keluar dari mata kami.
“Berhenti menyalahkan dia!”
Mataku menangkap sosok tinggi yang tiba-tiba muncul dibelakang Ga Eun. Hah, Cho KyuHyun.
“Hah, kalian berdua terlihat cocok. Aku harap kalian berbahagia.”
Ku balikkan badanku dan mulai berjalan cepat seakan berusaha menjauhkan diri dari suatu zat yang berbahaya. Hah, hatiku benar-benar lega dan sekaligus sedih. Kehilangan sahabat terbaik karena cinta. Benar-benar kampungan.

***

Sudah sebulan lebih ini aku mencoba menghindar dari kedua orang, yahh, yang bisa kubilang telah memporak-porandakan hidupku. Apakah kata-kataku terlalu kejam? Tapi bagaimana lagi. Pikiran dan hatiku juga sependapat dengan kata ’memporak-porandakan’. Aku mengambil cuti kuliah untuk 1 bulan ini. Hah, tindakan yang sangat pengecut. Dan kemarin adalah hari terakhirku bersantai dikamar kecil yang kusewa. Dengan detakan jantung yang cepat, aku mulai memasuki gerbang dimana terdapat kampus yang bernama Inha University. Tapi, kenapa suasana kampus terlihat cukup sepi.
“Permisi, kenapa kampus terlihat sepi daripada biasanya?”
Aku mencoba bertanya pada salah satu mahasiswa yang kebetulan berjalan berlawanan arah dekat denganku.
“Apakah kau tidak tahu kabar? Separuh dari mahasiswa Inha pergi kerumah Cho KyuHyun. Kau tahu Cho KyuHyun kan, si namja populer dan sangat kaya itu?”
Aku mengangguk.
“Untuk apa mereka semua kesana?”
Tanyaku penasaran.
“Cho KyuHyun meninggal kemarin karena kanker yang dideritanya. Hah, aku tidak menyangka bahwa dia memiliki penyakit ganas seperti itu. Jika tidak ada yang ditanyakan lagi, aku akan melanjutkan jalanku.”
Mahasiswa itu berjalan melewatiku. Apakah kalian tahu keadaanku? Aku terjatuh diatas tanah yang lembab. Otakku serasa sulit mencerna omongan yang dilontarkan mahasiswa itu. Cho KyuHyun, apakah benar kau telah pergi? Kenapa? Bukankah aku telah melepasnya. Melepaskannya agar dia hidup bahagia. Kenapa dia seperti ini eoh? Aku memukul-mukul dadaku dengan sangat, sangat keras. Tapi, percuma. Dadaku semakin sesak. Cho KyuHyun, aku mencintaimu.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar