Cast : *Choi Siwon
*Lee Hyun Kyo
*Cho Kyuhyun
*Other Cast
Genre : Romance, fantasy, sad (?)
hehehe,,
author balik lagi. FF ini muncul waktu author nonton master's
sun adegan waktu Gong Shil nangis ngeliat arwah Joo Won yang dikiranya
sudah meninggal. haduh, k' malah curhat ye? sebelum Happy reading,
hati-hatilah pada typo.
Happy Reading ^^
Cinta terkadang membuat kita terjebak
diantara dua pilihan yang sangat sulit. Jika seperti itu, apakah masih pantas
jika cinta disebut indah?
***
“hey, lihat siapa yang datang?”
Sahabat baikku, Ga Eun menyenggol pelan
siku ku yang berada diatas meja kantin. Kulirikkan mataku ke arah dimana
segerombolan namja tampan itu sedang berjalan menuju meja kantin dekat jendela.
Ada satu namja yang menarik perhatianku, Cho KyuHyun. Wajahnya yang terbingkai
rambut berwarna coklat madu terlihat ceria dan sekaligus pucat kali ini.
“Annyeong Hyun Kyo.”
“Annyeong.”
Aku menjawab sapaannya sambil
melambaikan tangan. Kami memang cukup dekat dan ini karena kami satu jurusan.
Dan aku sangat senang akan hal itu.
“Kau bahagia kali ini?”
Ga Eun memainkan kedua alisnya seakan
menggodaku.
“Berhentilah menggodaku! Tanpa aku
jawab, kau juga tau jawabannya.”
Aku kembali menyeruput cappucino ku
sambil tersenyum cerah.
“Nde, aku mengerti. Tapi mengapa kau
lebih memilih Cho KyuHyun? Bukankah Siwon lebih tampan?”
Aku menghela nafas saat mendengar
penuturan Ga Eun.
“Kenapa bicara seperti itu? Kau ini
menyakiti hatiku.”
Aku mengalihkan pandanganku dari Ga Eun
karena kesal melihat wajahnya yang menyebalkan. Hebat dia berhasil menggodaku
lagi.
“Hahahaha.”
Dengan cepat aku menoleh kearah dimana
suara tertawa itu bersumber, yaitu meja kantin dekat jendela. Saat ini kulihat
sekelompok namja itu sedang mengobrol dengan seru sambil mengunyah camilan yang
meraka beli. Cho KyuHyun dan yang lain sedang terbahak mendengar lelucon yang
dilontarkan salah satu dari mereka. Kecuali 1 orang. Yap, dia adalah Choi
Siwon. Namja pendiam yang hanya berbicara saat ditanya saja. Itu pun jika dia
menanggapinya. Haish, orang itu benar-benar tidak normal.
“Yaakk! Jangan mengacuhkanku!”
“Maka dari itu, jangan menghina KyuHyun
lagi.”
Ucapku saat kembali menatap wajah Ga
Eun.
“Arasseo. Hyun Kyo, aku harus pergi
kesuatu tempat. Ada yang mengirimiku pesan, bahwa aku harus keperpustakaan
sekarang.”
Ga Eun dengan cepat membereskan
barang-barangnya yang tersebar diatas meja kantin.
“Pesan? Dari siapa?”
Tanyaku penasaran.
“Molla. Yang jelas dia bilang ini
penting.”
Aku mengangguk mengerti.
“Apa kau langsung pulang jika telah
menyelesaikan urusanmu?”
Ga Eun mengannguk.
“Nde, aku tidak ada jam kuliah lagi
setelah ini. Aku pergi dulu Hyun Kyo.”
Aku terseyum sambil melambaikan
tanganku. Hah, gadis cantik dan baik itu selalu terlihat ceria. Disaat yang
bersamaan, aku merasakan wangi maskulin yang terperangkap di indera
penciumanku. Ah, ternyata Cho KyuHyun baru saja melewatiku untuk keluar dari
wilayah kantin. Dia terlihat, senang?
***
“Bisakah kita berbicara?”
Aku terkejut saat namja tampan yang
bernama Cho KyuHyun dengan tiba-tiba muncul dihadapanku. Raut wajahnya terlihat
sangat kesal.
“Sekarang?”
“Tentu saja sekarang.”
Dengan cepat namja itu menarik tanganku
menuju koridor sepi diujung sekolah.
“Kenapa kau membawaku kemari?”
Belum sempat aku menghilangkan
keterkejutanku, namja itu dengan cepat menarik tanganku dan memohon-mohon.
“Tolong lepaskan aku Hyun Kyo.”
“Nde?”
Aku sangat terkejut dengan perlakuannya
padaku saat ini. Ada apa dengan namja ini?
“Lepaskan aku, agar aku bisa bersama
dengan Ga Eun.”
‘Jedeerr’
Oh Tuhan. Mengapa kau menyambarku dengan
petir saat ini? Tuhan, ini sangat sakit.
“Hyun Kyo, jebal. Dia tidak mau menerima
cintaku karena kau.”
Mwo? Jadi dia menyalahkanku?
“Jadi kau menyalahkanku?”
Tanyaku tersinggung. Namja itu hanya
diam tidak menjawab.
“Bagaimana jika aku tidak ingin
melepasmu. Bagaimana jika aku akan terus berusaha untuk mendapatkan cintamu?”
Namja itu tertegun dan tidak beberapa lama
dia tertawa hambar.
“Coba saja! Aku tidak akan pernah
menerima cintamu. Aku tidak akan pernah menerima cinta seorang yeoja egois yang
tidak mengerti perasaan sahabatnya?”
Ucapnya lemah. Aku menatapnya kaget?
Bagaimana bisa dia berkata seperti itu?
“Ga Eun lebih dulu mengenal dan
mencintaiku daripada kau. Dan dia berusaha mengubur perasaannya hanya karena
sahabatnya juga mencintaiku. Kau sadar itu?”
Mwo? Benarkah itu? Ku tatap mata KyuHyun
dengan dalam, tapi aku tidak menemukan kebohongan disana.
“Kau merasa bersalah sekarang?”
Tanyanya saat menyadari aku tidak
menjawab pertanyaannya.
“Kenapa kau hanya menyalahkanku eoh? Ini
tidak sepenuhnya salahku. Jika saja Ga Eun bercerita tentang semuanya, aku pasti
akan mengalah. Kau tahu, siapa yang selalu memberi motivasi saat aku mulai
menyerah mendapatkan cintamu? Ga Eun. DAN SEMUA INI BUKAN SEPENUHNYA SALAHKU!”
Aku mengakhiri perkataanku dengan suara
yang sangat tinggi. Dan tentu saja, air mata kurang ajar ini juga ikut
mengalir. Haah, air mata ini membuat aku berubah menjadi sosok yang lemah.
Dengan kasar aku mengusap air mataku dan berlari pergi dari hadapan Cho
KyuHyun.
‘Braak’
Tubuhku limbung saat menabrak sesuatu
yang sangat kuat. Aku terjatuh dengan posisi tangan menahan tubuhku. Entah
kenapa tangisanku bertambah kencang saat ini.
“Gwenchana?”
Aku tetap menangis dan tidak
mengindahkan perkataan yang kudengar.
“yaak! Berhentilah menangis. Apa aku
menabrak mu terlalu keras? Apa kau terluka?”
Aku mendongak. Omo, ternyata yang
kutabrak barusan Choi Siwon. Namja yang ku sebut abnormal. Dia barusan bicara?
Padaku?
“Sudahlah jangan menangis. Kajja, aku bantu kau berdiri.”
“Sudahlah jangan menangis. Kajja, aku bantu kau berdiri.”
Namja itu menghapus air mataku kemudian
membantuku berdiri. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba kedua lenganku memeluk
pinggang ramping seorang Choi Siwon dan mulai menangis didadanya yang bidang.
Haah, aku benar-benar butuh sandaran saat ini.
“Eothoke? Ini sangat sakit Siwon-ssi.
Aku harus bagaimana?”
Namja itu hanya diam. Tetapi aku
merasakan, tangan lebarnya sedang membelai rambutku pelan seakan menenangkanku.
“Apa aku perlu membawamu kerumah sakit?”
Aku menggelengkan kepalaku.
“Hatiku yang sakit Siwon-ssi. Sahabatmu
Cho KyuHyun sudah menyakiti hatiku.”
“Kau benar-benar ingin saran dariku?”
Aku mengangguk perlahan. Hah, ternyata
namja ini lumayan baik.
***
Aku meletakkan tas kuliahku diatas kasur
dengan gerakan pelan. Kakiku mengarah menuju dapur dan tanganku dengan cekatan
mengisi penuh gelas bening dengan air putih kemudian meminumnya dengan cepat. Tubuhku
lelah, begitu pula hatiku. Hah, bicara dengan Siwon tadi tidak membuahkan
hasil.
Flashback
“Saran apa yang akan kau berikan
padaku?”
Tanyaku dengan nada yang masih tercekat
karena habis menangis.
“Hiduplah dengan baik!”
“Lalu?”
Tanyaku sambil mengelap ingusku dengan
tisu.
“Itu saja.”
Jawabnya singkat kemudian beranjak
pergi.
“MWOYA?”
Flashback end
Dasar lelaki abnormal. Hah, omongannya
sungguh meyakinkan diawal. Lebih baik aku menghubungi Eomma ku saja.
“Eomma, annyeong.”
“...”
“Nde eomma aku baik. Bagaimana dengan
keluarga di Busan?”
“...”
“Yakk Eomma! Aku belum selesai bicara..”
‘tut tut tut tut’
Haisshh.. Kenapa semua orang tidak
peduli padaku? Eomma ku lebih memilih melayani pelanggan restorannya daripada
anaknya sendiri. Haha, lebih baik aku tidur dan berharap keputusan yang aku
buat sudah benar.
***
“Berbahagialah dengan KyuHyun!”
“Hyun Kyo-ah, aku tidak bisa. Aku ...”
“Hyun Kyo-ah, aku tidak bisa. Aku ...”
Belum sempat Ga Eun menyelesaikan
perkataannya, bibirku kembali bergerak untuk mengeluarkan semua unek-unek yang
ada dihatiku.
“Tidak usah menolak! Aku tidak ingin
disebut wanita egois lagi.”
Aku tidak ingin menatap wajahnya. Bukan
karena wajahnya yang terlihat menyebalkan seperti biasanya. Tapi karena
wajahnya yang saat ini terlihat sangat menyedihkan dan membuatku ingin
menangis.
“Kau memang egois. Kau dengan seenaknya
menyuruhku bersama dengan KyuHyun. Padahal aku juga tau kau sangat mencintai
KyuHyun.”
Teriak Ga Eun.
“Lalu kau ingin aku bagaimana Hah? Kau
ingin aku selalu mengejar namja itu. Namja yang mencintaimu dan tidak akan
pernah menerimaku. Bukankah kau yang seharusnya disebut egois? Kau membuatku
menjadi orang bodoh. Selama beberapa waktu ini kau selalu meyakinkanku bahwa
dia selalu melihatku. Tapi itu semua bohongkan? Jangan selalu berusaha menjadi
wanita baik! Kau malah semakin menyakiti orang lain.”
Aku berteriak panjang lebar didepan
wajahnya. Dan tanpa sadar wajah kami berdua sudah dibasahi cairan asin yang
keluar dari mata kami.
“Berhenti menyalahkan dia!”
Mataku menangkap sosok tinggi yang
tiba-tiba muncul dibelakang Ga Eun. Hah, Cho KyuHyun.
“Hah, kalian berdua terlihat cocok. Aku
harap kalian berbahagia.”
Ku balikkan badanku dan mulai berjalan
cepat seakan berusaha menjauhkan diri dari suatu zat yang berbahaya. Hah,
hatiku benar-benar lega dan sekaligus sedih. Kehilangan sahabat terbaik karena
cinta. Benar-benar kampungan.
***
Sudah sebulan lebih ini aku mencoba
menghindar dari kedua orang, yahh, yang bisa kubilang telah memporak-porandakan
hidupku. Apakah kata-kataku terlalu kejam? Tapi bagaimana lagi. Pikiran dan
hatiku juga sependapat dengan kata ’memporak-porandakan’. Aku mengambil cuti
kuliah untuk 1 bulan ini. Hah, tindakan yang sangat pengecut. Dan kemarin
adalah hari terakhirku bersantai dikamar kecil yang kusewa. Dengan detakan
jantung yang cepat, aku mulai memasuki gerbang dimana terdapat kampus yang
bernama Inha University. Tapi, kenapa suasana kampus terlihat cukup sepi.
“Permisi, kenapa kampus terlihat sepi
daripada biasanya?”
Aku mencoba bertanya pada salah satu
mahasiswa yang kebetulan berjalan berlawanan arah dekat denganku.
“Apakah kau tidak tahu kabar? Separuh dari
mahasiswa Inha pergi kerumah Cho KyuHyun. Kau tahu Cho KyuHyun kan, si namja
populer dan sangat kaya itu?”
Aku mengangguk.
“Untuk apa mereka semua kesana?”
Tanyaku penasaran.
“Cho KyuHyun meninggal kemarin karena
kanker yang dideritanya. Hah, aku tidak menyangka bahwa dia memiliki penyakit
ganas seperti itu. Jika tidak ada yang ditanyakan lagi, aku akan melanjutkan
jalanku.”
Mahasiswa itu berjalan melewatiku. Apakah
kalian tahu keadaanku? Aku terjatuh diatas tanah yang lembab. Otakku serasa
sulit mencerna omongan yang dilontarkan mahasiswa itu. Cho KyuHyun, apakah
benar kau telah pergi? Kenapa? Bukankah aku telah melepasnya. Melepaskannya agar
dia hidup bahagia. Kenapa dia seperti ini eoh? Aku memukul-mukul dadaku dengan
sangat, sangat keras. Tapi, percuma. Dadaku semakin sesak. Cho KyuHyun, aku
mencintaimu.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar